UKSW SALATIGA
Prodi Doktor Ilmu Akuntansi FEB UKSW Gelar Ujian Kualifikasi, Tegaskan Mutu dan Ciri Keilmuan
FEB UKSW kembali menegaskan komitmennya terhadap penjaminan mutu akademik melalui penyelenggaraan Ujian Kualifikasi Doktor Ilmu Akuntansi (DIA).
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menegaskan komitmennya terhadap penjaminan mutu akademik melalui penyelenggaraan Ujian Kualifikasi Doktor Ilmu Akuntansi (DIA), Rabu (02/07/2025), di Ruang FE 335.
Enam mahasiswa Program Studi (Prodi) DIA yaitu David Firna Setiawan, Sugiharto, Dokman Marulitua Situmorang, Andalan Tri Ratnawati, Nurkholik, dan Oktavia Marpaung mengikuti ujian penting yang menjadi batu uji kelayakan mereka melangkah menuju penyusunan disertasi.
Ketua Program Studi (Kaprodi) DIA Profesor Dr. Theresia Woro Damayanti, S.E., M.Si., Akt., CA., menjelaskan bahwa ujian ini merupakan momen krusial dalam perjalanan akademik mahasiswa doktoral.
“Kami ingin memastikan mereka layak menjadi kandidat doktor."
"Inilah tonggak penting yang menentukan apakah mereka akan melanjutkan penyusunan disertasi atau perlu mengulang."
"Di sinilah validasi keilmuan diuji secara menyeluruh,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Profesor Theresia Woro menegaskan penciri utama Program DIA FEB UKSW, yakni behavioral accounting, telah melekat sejak awal proses pembelajaran.
“Seluruh materi kuliah diarahkan pada pendekatan behavioral, dan kini ide-ide yang mereka presentasikan juga mencerminkan kedalaman pendekatan tersebut."
"Inilah kekhasan kami, mengawal mahasiswa sejak awal hingga tahap kualifikasi ini, bahkan melalui bootcamp untuk memastikan manuskrip siap diuji,” tuturnya.
Baca juga: Dari Limbah Jadi Inovasi: Expo Agribisnis UKSW Tampilkan Karya Berdampak
Program DIA FEB UKSW, yang dirancang untuk ditempuh dalam waktu tiga tahun, juga menekankan publikasi ilmiah bereputasi sebagai syarat kelulusan.
“Kami tidak hanya mengejar kelayakan administratif, tetapi juga kebaruan ilmiah dan kontribusi teoritis."
"Penelitian mahasiswa harus mampu memperkaya khasanah ilmu akuntansi yang ada,” tambah Profesor Theresia Woro.
Proses melahirkan makna
Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami, yang turut hadir dan bertindak sebagai penguji, menyampaikan apresiasi terhadap sistem ujian yang berjalan secara sistematis dan satu angkatan sekaligus.
“Proses ini merupakan bagian dari penjaminan mutu yang menyeluruh, memastikan bahwa riset yang diangkat sesuai dengan kekhasan DIA."
"Dari proses ini pula, kita berharap lahir karya-karya akademik yang bermutu tinggi dan relevan bagi proses akreditasi program,” jelas Rektor Intiyas.
Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA., memberikan refleksi mendalam mengenai makna ujian kualifikasi.
“Ini bukan sekadar formalitas, tetapi tahapan penting untuk melihat apakah isu yang diangkat benar-benar layak sebagai disertasi doktor."
"Bukan hanya dalam konteks akademik, tetapi juga dalam relevansinya terhadap kebutuhan bangsa dan praktik profesional,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya komitmen pembimbing dalam mendampingi proses riset mahasiswa secara berkelanjutan.
“Karakteristik mahasiswa doktoral memang menuntut kemandirian, namun bukan berarti tanpa pengawasan."
"Kami pastikan setiap tahap terkontrol dengan baik."
"Selain itu, fakultas juga membuka akses pendanaan dan jurnal bereputasi, agar mahasiswa tidak terbebani secara teknis dan tetap mampu menghasilkan karya berkualitas,” tuturnya.
Baca juga: Fakultas Psikologi UKSW Gelar Psycompetition 2025, 11 Universitas Berkompetisi dalam Psyclopedia
Bagi Dr. Yefta, filosofi program doktoral di FEB UKSW terletak pada kualitas proses, bukan hasil semata.
“Kami evaluasi setiap semester."
"Dengan begitu, kami yakin bahwa proses ini akan melahirkan luaran yang tak hanya berdampak pada dunia akademik, tetapi juga praktik akuntansi yang lebih baik,” tutupnya.
Dengan penyelenggaraan ujian ini, FEB UKSW kembali menunjukkan konsistensinya dalam membina insan akademik unggul yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga mampu menyumbangkan gagasan orisinal bagi pengembangan ilmu pengetahuan, institusi, dan masyarakat luas, sebuah komitmen akademik yang sekaligus memuliakan nama Tuhan.
Melalui pelaksanaan kegiatan akademik ini, UKSW menegaskan komitmennya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.