Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ungaran

Tawarkan Pesona Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Kisah Sari Sajikan Kuliner Lobster Bakar

Warung Makan Ikan Bakar Mbak Sarie, tempat yang kini ramai pengunjung dulunya hanya kolam pemancingan dan penyewaan perahu di Bawen, Semarang. 

TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
SAJIKAN LOBSTER ASAL RAWA - Seorang pegawai rumah makan menyajikan kuliner lobster bakar di Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Lobster itu diambil langsung dari habitatnya di Danau Rawa Pening. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Di tepi tenang Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang dengan semilir anginnya, terendus aroma makanan yang dibakar dari kepulan asap briket batok kelapa.

Tampak seorang perempuan berkerudung, Sari Kusumawati (44), sibuk membolak-balik beberapa ekor lobster kecil yang perlahan memerah.

Dari sebuah warung sederhana di Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Sari Kusumawati (44) memiliki kisah perjuangan di balik kuliner khas Rawa Pening yang dia sajikan.

Baca juga: Mbak Ita Gandeng BRIN Kembangkan Budidaya Lobster Air Tawar di Kota Semarang

Kisah itu tentang keberanian melepaskan kenyamanan kerja kantoran demi membangun usaha dari nol.

Ketika pandemi Covid-19 melanda, dia justru melangkah maju di tengah orang-orang yang berdiam diri di rumah.

Sari bukan berasal dari keluarga pengusaha. 

Bersama sang suami, Yudi, dia dulunya bekerja sebagai karyawan di sektor keuangan. 

Namun, sebuah tekad sederhana yang mereka pegang menjadi titik perubahan besar, yakni harus punya usaha sendiri.

“Saya dan suami punya cita-cita umur 40-an harus punya usaha sendiri.

Kebetulan masa-masa sulit itu saya resign, tidak punya pekerjaan dan saya mencoba menyewakan perahu untuk pemancingan di sini,” kata Sari, Jumat (11/7/2025).

20250711_lobster bakar di Bawen, Kabupaten Semarang_2
NIKMATI KULINER DAN PEMANDANGAN - Para pengunjung menikmati sajian kuliner sekaligus panorama Danau Rawa Pening di sebuah warung makan di Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (7/7/2025). Bahan kuliner yang disajikan diambil langsung dari danau tersebut, di antaranya lobster air tawar dan ikan betutu.

Bernama Warung Makan Ikan Bakar Mbak Sarie, tempat yang kini ramai pengunjung dulunya hanya kolam pemancingan dan penyewaan perahu. 

Ide membuka warung muncul dari obrolan santai dengan para pemancing yang tak ingin membawa pulang hasil tangkapan mereka dalam keadaan mentah.

“Mereka bilang, ‘Bu, bisa tolong masakin?’ Saya coba memasak hasil tangkapan mereka dan ternyata mereka suka.

Dari situ saya berpikir, ini potensi dari keahlian saya,” kenang dia.

Berbeda dari kuliner modern yang mengandalkan pasokan dari luar daerah, Warung Makan Ikan Bakar Mbak Sarie sepenuhnya memanfaatkan hasil perikanan lokal. 

Ikan betutu, tanaman genjer, hingga lobster rawa air tawar, semuanya berasal dari Danau Rawa Pening.

Menu yang dianggap paling disukai yaitu lobster bakar dengan wijen, dibakar menggunakan briket batok kelapa, disajikan dengan sambal uleg tomat atau sambal saus, dan ditemani lalapan segar. 

Dia juga menawarkan ikan betutu bakar, jenis ikan air tawar yang kini mulai langka namun masih melimpah di Rawa Pening.

“Bukan ayam betutu ya, tapi ikan betutu. Teksturnya lembut dan gurih banget,” tambah Sari.

Masakan lobster, ikan betutu bakar dan lain sebagainya dijual dengan harga Rp75 ribu per kilogram atau per porsi.

Meski harganya sedikit di atas rata-rata, pengunjung tak hanya makan namun juga menikmati pemandangan. 

Mereka makan di atas dermaga apung dengan pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, hingga Gunung Kelir yang semuanya mengitari danau.

Danau Rawa Pening adalah satu di antara sumber daya perikanan alami terbesar di Jawa Tengah dengan luas 2.670 hektare. 

Di sekelilingnya, tumbuh beragam warung makan berbasis kuliner danau, baik dari gudangan dan wader goreng di Tuntang, pecel keong di Muncul, hingga lobster bakar khas Sumurup di Bawen.

Warung makan milik Sari menjadi satu di antara yang menawarkan makanan otentik dengan kearifan lokal.

Dalam sehari, warung itu bisa mengolah 15 hingga 20 kilogram ikan segar. 

Saat akhir pekan, jumlah itu melonjak hingga lebih dari 50 kilogram. 

Sari bekerja sama dengan para nelayan agar pasokan tetap stabil, meski dia mengakui ketika air pasang datang, mendapatkan ikan bisa menjadi tantangan.

“Saya harap akan terus bisa memasak dengan enak dengan bumbu-bumbu yang khas resep saya sendiri.

Selain itu, potensi di desa ini bisa teeus terangkat,” pungkas dia.

Baca juga: Bukannya Dihuni, Kamar Kos Ini Dibuat untuk Ternak Lobster Oleh Penyewanya, Pemilik Kaget

Kenikmatan kuliner buah dari upaya Sari itu juga dirasakan oleh satu di antara pengunjung, yakni Jenny (20).

“Baru kali pertama ke sini, ternyata baru tahu ada makanan khas Rawa Pening, ada lobster juga. 

Kemungkinan saya akan ke sini lagi karena selain makanan khas danau, danaunya bisa dilihat langsung,” pungkas perempuan asal Kota Semarang tersebut. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved