Batang
Outbond hingga Tubing Pandansari, Tawa Riang Anak Thalasemia Batang Dolan Bareng Rizal Bawazier
Tawa anak-anak pecah di sela gemericik air sungai dan desiran angin di Desa Wisata Pandansari Batang.
Penulis: dina indriani | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Tawa anak-anak pecah di sela gemericik air sungai dan desiran angin di Desa Wisata Pandansari Batang.
Bukan hari biasa, puluhan anak penyandang Thalasemia mendapatkan momen langka berlibur bersama Anggota DPR RI Rizal Bawazier dalam kegiatan bertajuk Dolan Bareng Anak Thalasemia, Sabtu (12/7/2025).
Kegiatan yang diinisiasi bersama Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Batang itu menyulap alam Pandansari menjadi ruang bahagia dan penyegar semangat bagi anak-anak yang selama ini lebih banyak bergumul dengan jarum dan transfusi di rumah sakit.
Bersama penyandang lainnya, Aufa pun merasa hari ini begitu bahagia lantaran ia bisa menikmati liburan bersama teman-teman yang biasanya hanya bertemu saat transfusi di rumah sakit.
"Seneng banget diajak dolan bareng Pak Rizal ke sini bersama teman-teman, nyanyi bareng, outbond, main tubing seru sekali," ujar bocah berusia 12 tahun itu.
Pada kegiatan itu, Rizal Bawazier memberikan semangat kepada anak-anak dan mengajak mereka bernyanyi.
“Alhamdulillah bisa berkumpul dan bersenang-senang.
Anak-anak begitu menikmati wahana outbound, tubing, dan kehangatan kebersamaan,” tutur Anggota DPR RI Dapil Jateng X (Batang, Pekalongan, Pemalang) itu.
Bukan sekadar wisata, Rizal juga mendengarkan aspirasi anak Thalasemia yang telah tumbuh dewasa namun menghadapi tantangan fisik dalam mencari pekerjaan.
Ia pun melontarkan ide pelatihan kewirausahaan sebagai solusi.
"InsyaAllah nanti kita bantu mereka jadi pengusaha UMKM, karena di lingkungan kerja biasa mungkin berat, tapi menjadi pelaku usaha bisa lebih fleksibel dan produktif," tuturnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Batang, dr. Tan Evi Susanti, mengedukasi tentang pentingnya skrining pranikah untuk mencegah lahirnya generasi baru Thalasemia.
“Thalasemia itu bukan penyakit menular, tapi diwariskan. Kalau pembawa menikah dengan sesama pembawa, anaknya bisa terkena Thalasemia Mayor, yang membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya,” terang Ahli Medis POPTI, Tan Evi.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 41 penyandang Thalasemia di Batang, terdiri dari 23 anak-anak dan 19 orang dewasa.
Meski tren penambahan melambat, kewaspadaan tetap diutamakan.
Program Zero Thalasemia pun digenjot lewat skrining pranikah yang sudah dijalankan beberapa tahun terakhir dan teknologi medis kini membawa harapan baru.
“Dulu harapan hidup hanya 3 tahun, kini dengan transfusi dan terapi kelasi besi bisa mencapai usia 60-an.
Transfusi teratur dengan kadar hemoglobin stabil akan membuat pertumbuhan optimal dan semangat hidup meningkat," pungkasnya.(din)
Apresiasi Pedagang Alun-Alun Batang Tertib Aturan, Wakil Bupati Suyono: Ciptakan Lingkungan Nyaman |
![]() |
---|
Kisah Siswi SMPN 4 Batang Menampilkan Ketoprak saat Festival Karya dan Budaya |
![]() |
---|
Dukung Penataan Kawasan Alun-alun, Ketua Komisi I DPRD Batang : RTH Harus Sesuai Fungsinya |
![]() |
---|
Mulai 1 Juni Alun-alun Batang Bebas PKL Pagi hingga Siang, Ini Respon Pedagang |
![]() |
---|
DPRD Batang Minta Menu MBG Lebih Variatif untuk Optimalkan Gizi Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.