Berita Semarang
Program 'Kempling Semar' Kota Semarang, Wali Kota: Jaga Stabilitas Harga Supaya Enggak Fluktuatif
Program Ketahanan Pangan Keliling Semarang (Kempling Semar), program baru di Kota Semarang disebut akan menghadirkan delapan unit mobil keliling
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Ketahanan Pangan Keliling Semarang (Kempling Semar), program baru di Kota Semarang disebut akan menghadirkan delapan unit mobil keliling.
Mobil keliling itu dijadwalkan akan beroperasi setiap hari hingga akhir tahun 2025, menyasar empat titik RW per hari.
"Ada delapan mobil, nanti mereka akan berputar sampai dengan akhir tahun, setiap harinya itu empat titik, untuk menjaga stabilitas harga supaya enggak fluktuatif,” kata Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti dalam keterangannya.
Launching program dilakukan Agustina, Wali Kota Semarang, bersama Bank Indonesia, pada Kamis (10/7), sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Baca juga: Nasib Pasar Tradisional dan UMKM Kota Semarang, Pemkot Sebut Siapkan Strategi
Agustina menjelaskan, program ini bertujuan untuk merespon langsung gejolak harga.
Program itu diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot Semarang) sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di tingkat masyarakat.
"Ini merupakan hasil kolaborasi, kerja sama bersama Bank Indonesia, ini merupakan Gerakan Nasional Pengendalian Harga Pangan. Kami meyakini bahwa Gerakan Kempling Semar ini akan menjaga stabilitas harga pangan. Ini sesuai dengan program Nasionalnya Presiden Prabowo," kata Agustina dalam keterangannya.
Agustina di sisi itu menyebut bahwa sistem Kempling Semar akan berbasis data dan pengawasan lapangan, sehingga tim akan segera mendistribusikan bahan pokok ke titik-titik yang terpantau mengalami lonjakan harga signifikan.
“Malam itu ketahuan di sini ada harga sangat tinggi, datanglah ke situ besok paginya. Kalau di situ sudah stabil, malam lagi ada di mana paling tinggi, terus sehingga harganya juga stabil,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agustina memaparkan, kehadiran mobil Kempling Semar juga sekaligus menjadi bentuk operasi pasar harian untuk menghadirkan kompetisi harga di tengah masyarakat.
“Kalau misalnya di titik tertentu itu jual beras sampai mahal banget, ya kita hadir di dekat harganya rendah. Mekanisme pasar ini akan langsung terintervensi,” ujarnya.
Dijelaskan, program ini dirancang untuk menyasar titik RW.
“Kebutuhannya sekarang adalah hari-hari memantau, karena inflasi di Kota Semarang ini masih di atas rata-rata inflasi nasional. Harus turun,” tandasnya.
Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov Jateng, Andi Reina Sari menyampaikan, inflasi tahunan Kota Semarang per Juni 2025 tercatat sebesar 2,18 persen (year on year), lebih rendah dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah, namun masih di atas nasional.
Kenaikan inflasi, lanjutnya, sebagian besar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Kelompok ini sangat sensitif karena bobotnya besar dan mudah terpengaruh kondisi cuaca, distribusi, maupun isu-isu yang berkembang di masyarakat,” jelasnya.
Sebagai langkah konkret, menurutnya, mobil Kempling Semar hadir untuk mendekatkan distribusi pangan ke wilayah-wilayah rentan inflasi. (idy)
Menolak Pulang! Ratusan Demonstran Bertahan di Gerbang Mapolda Jateng Meski Dihujani Gas Air Mata |
![]() |
---|
Sosok Ervina Demonstran Wanita Yang Disoraki Polisi Ternyata Seorang Barista |
![]() |
---|
Ratu Kalinyamat Jadi Inspirasi Film “Uttarani” Karya Mahasiswa SCU |
![]() |
---|
Realisasi Pembayaran PBB Capai 78 Persen, Pemkot Semarang Perpanjang Jatuh Tempo Hingga 30 September |
![]() |
---|
Aksi Berani Wanita Pendemo Protes Polisi di Semarang, Setelah Kasus Ojol Tewas Dilindas Brimob |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.