Banjir Rob Demak
Penampakan Ganasnya Banjir Rob Demak, Jalan Cor Sampai Miring dan Patah
Penampakan ganasnya banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terlihat dengan patahnya sebuah jalan cor.
Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM - Penampakan ganasnya banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terlihat dengan patahnya sebuah jalan cor.
Dalam foto yang diabadikan jurnalis kompas.com, jalan cor itu tampak bergelombang dan patah.
Jalan itu merupakan jalan kabupaten yang menghubungkan Onggorawe - Timbulsloko Tepatnya di Desa Gemulak, Kecamatan Sayung.
Baca juga: Seratusan Peserta Dapat Bantuan Usaha Usai Jalani Pelatihan Wirausaha di Karanganyar
Baca juga: Segini Besaran Gaji Ketua RW Terbaru di Kota Magelang Jawa Tengah 2025
Jalan dengan material cor beton tersebut patah hingga miring dengan total kerusakan mencapai 1 kilometer.
Meski demikian, jalan tersebut masih dimanfaatkan warga untuk beraktivitas, terutama saat banjir rob pasang sebagai rute alternatif.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Disputaru) Demak, Eko Widiantoro, mengonfirmasi banyak jalan kabupaten yang rusak akibat banjir rob di Sayung.
Dia menjanjikan pembangunan jalan sleding yang melintas di Desa Gemulak tersebut akan diusulkan pada tahun 2026.
"Penanganan akan diusulkan tahun 2026," ujar Eko, dikonfirmasi pada Senin (14/7/2025).
Dia tak menampik, kondisi jalan sleding di Desa Gemulak sudah terjadi sekitar setahun.
Namun, karena banyaknya jalan yang rusak akibat rob, prioritas pembangunan dilakukan di ruas jalan lain.
"Sayung banyak jalan yang terkena imbas rob, makanya diutamakan jalan Onggorawe-Surodadi, Surodadi-Bedono, Surodadi-Morodemak," katanya.
Eko menjelaskan, pembangunan jalan yang menjadi prioritas tersebut kondisinya cukup memprihatinkan, tergenang rob hingga sering didesak warga untuk dibangun.
"Itu yang daerah pesisir diutamakan dengan peninggian 1,5 meter dan panjang hampir 5 kilometer, itu tenggelam semua. Karena desakan warga, di sana hampir menelan biaya Rp 30 miliar," jelas Eko, mencontohkan.
Diketahui, di sebelah jalan Desa Gemulak juga terdapat jalan lain yang terpisah oleh sungai.
Sampai saat ini, jalan lama tersebut menjadi prioritas untuk kendaraan roda empat.
Eko menambahkan, di sisi sungai terdapat jalan lain yang bisa dimanfaatkan untuk melintas menuju Timbulsloko.
"Sebenarnya di sampingnya juga ada jalan, ruas Onggorawe-Surodadi," imbuhnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Jumadi (60), warga setempat, mengeluhkan jalan rusak di Desa Gemulak yang belum ditangani hingga setahun.
Menurutnya, jalan tersebut masih dimanfaatkan warga sebagai jalan alternatif saat banjir rob naik.
"Sudah (lama) sampai sana, setahun ini. Masih (dilintasi) setiap hari," ujar Jumadi, ditemui di lokasi pada Jumat (11/7/2025).
Berlumut

Meski banjir rob yang merendam wilayah Pantura Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mulai menyusut, dampaknya belum sepenuhnya hilang.
Jalanan di sepanjang jalur ini kini dipenuhi lumut yang tumbuh subur setelah sebulan terendam air laut.
Akibatnya, jalan menjadi sangat licin dan membahayakan para pengendara, khususnya pengguna sepeda motor.
Lumut Menjadi Masalah Baru
Hingga Selasa (8/7/2025), ruas jalan Pantura dari Demak ke Semarang sebagian besar sudah mengering.
Namun, di depan kawasan PT HIT Sayung, air setinggi 25 sentimeter masih menggenang, menyebabkan pertumbuhan lumut di sepanjang aspal.
Jalanan yang semula bisa dilalui dengan normal kini menjadi perangkap tersembunyi bagi pengendara. Lumut yang licin sulit terlihat, terutama saat matahari terik menyilaukan aspal basah.
Santoso (40), salah satu pengendara motor yang melintasi jalur tersebut mengaku sangat khawatir dengan kondisi jalan.
"Iya licin, bahaya, berlumut itu kelihatan pas lewat," ujar Santoso, yang hendak menuju Semarang.
Meski menyadari bahayanya, ia tetap memilih melintasi jalur ini karena lebih cepat dibanding harus memutar jauh melalui Onggorawe.
"Adanya ini, muter Onggorawe jauh. Kalau arah Demak enak bisa lewat atas (jalan perkampungan)," tambahnya.
Rois (25), warga lainnya, mengeluhkan hal serupa. Setiap hari ia harus menerjang jalanan rob yang licin demi bekerja.
"Setiap hari lewat licin, ya seperti itulah, tidak tahu sampai kapan," keluh Rois.
Ia berharap pemerintah segera menangani kondisi jalan yang membahayakan ini. Menurutnya, pembersihan jalan dari lumut adalah langkah awal yang harus dilakukan.
"Harapannya rakyat ya ditangani itu saja, jalan licin itu dibersihkan. Sudah tergenang, licin kan bahaya," tegasnya.
Hingga kini, belum ada informasi resmi dari pihak berwenang mengenai penanganan jalan berlumut pasca banjir rob di kawasan Sayung.
Warga berharap ada pembersihan rutin dan solusi jangka panjang untuk banjir rob yang terus-menerus melanda kawasan tersebut.
Pemerintah daerah diminta lebih tanggap dalam merespons keluhan warga, terutama menyangkut keselamatan pengguna jalan. Selain membersihkan lumut, peninggian badan jalan atau pembangunan tanggul rob permanen juga diharapkan segera direalisasikan.
Meski genangan rob mulai surut, ancaman lain muncul dalam bentuk jalan licin karena lumut. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasca-bencana pun masih diperlukan perhatian khusus.
Jalan Pantura Sayung yang menjadi jalur vital penghubung Demak-Semarang perlu penanganan serius agar tidak menimbulkan kecelakaan dan korban jiwa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Terjadi Hujan Lebat, Banjir Rob Menggenangi Tiga Titik di Jalur Pantura Demak |
![]() |
---|
Surutnya Rob di Sayung Demak Bersifat Sementara, BMKG: Waspadai Pasang Air Laut pada 13 Juli 2025 |
![]() |
---|
Berbulan-bulan Direndam Banjir Rob, Jalan Pantura Sayung Demak Mulai Ditumbuhi Lumut |
![]() |
---|
Ulil Albab Desak Penanganan Cepat Banjir Rob di Sayung Demak: Warga Sudah Terlalu Lama Bersabar |
![]() |
---|
Ini Tips Cegah Motor Alami Korosi dan Cara Aman Terobos Banjir Rob di Sayung Demak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.