Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

2 Kriminolog Menduga Arya Daru Diplomat Kemenlu Bukan Dibunuh: Unik dan Tidak Wajar

Dua kriminolog menduga kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan akibat bunuh diri.

|
Editor: galih permadi
Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Berikut deretan kejanggalan terkait kasus tewasnya Arya Daru yang jasadnya ditemukan terkunci dari dalam kamar di sebuah indekos di Menteng pada Selasa (8/7/2025) pagi.  

TRIBUNJATENG.COM - Dua kriminolog menduga kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan akibat bunuh diri.

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, menyatakan bahwa dari sudut pandang ilmu kriminologi, kematian Arya dikategorikan sebagai unnatural suicide atau bunuh diri tidak wajar.

“Secara kriminologi, ini unnatural suicide (bunuh diri tidak wajar),” kata Haniva, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penjaga Kos Stres Ditanya Terus Soal Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru: Nggak Tahu Apa-apa

TEREKAM CCTV- Dalam CCTV tercatat penjaga kos mondar -mandir pukul 00.27 WIB, 8 Juli 2025.
TEREKAM CCTV- Dalam CCTV tercatat penjaga kos mondar -mandir pukul 00.27 WIB, 8 Juli 2025. (Istimewa)

Meski demikian, ia menegaskan bahwa secara statistik, sangat sulit seseorang melakukan tindakan bunuh diri dengan cara seperti itu secara mandiri dan sempurna.

Oleh karena itu, kesimpulan akhir tetap harus menunggu hasil autopsi forensik dan investigasi digital.

Haniva menilai, lakban yang membungkus kepala Arya menjadi petunjuk awal yang krusial.

“Kalau (ujung lakban) dimulai dari mulut, maka ada kemungkinan korban dibungkam. Kalau (ujung lakban) terakhir di hidung, ada kemungkinan bunuh diri,” ungkapnya.

Namun, ia menekankan, jika benar Arya bunuh diri, seharusnya ada refleks motorik tubuh yang bisa menyebabkan kondisi kamar atau pakaian berantakan. Hal ini tak ditemukan di TKP.

“Sebab, ketika manusia bunuh diri, secara naluri survival, otak akan merangsang refleks ke bagian tubuh lainnya,” jelas Haniva.

Haniva juga menyoroti pentingnya memeriksa data digital dari ponsel korban, yang dinilai bisa membuka motif atau komunikasi terakhir sebelum Arya meninggal dunia.

“Ponsel itu benda paling dekat dengan korban. Kalau semua datanya terhapus, itu patut dicurigai. Artinya ada kemungkinan intervensi pihak lain,” tegasnya.

Dalam banyak kasus bunuh diri, korban umumnya meninggalkan pesan, baik berupa tulisan, suara, atau teks digital. Jika tidak ditemukan jejak tersebut, maka motif bunuh diri semakin sulit dibuktikan.

Sementara itu, Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menduga bahwa kematian Arya mungkin disebabkan oleh bunuh diri.

Hal ini merujuk pada hasil penyelidikan awal yang menunjukkan tidak adanya tanda kekerasan serta kondisi kamar yang terkunci dari dalam.

Jika dugaan ini benar, cara Arya bunuh diri dinilai Adrianus cukup unik.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved