Berita Jateng
Wahyu Adi Raih Doktor Rehabilitasi Kerusakan Ekosistem Lamun di Laut Pasca Penambangan Timah
Program Pasca-Sarjana Manajemen Sumber Daya Perairan (MSDP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip)
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Program Pasca-Sarjana Manajemen Sumber Daya Perairan (MSDP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menghasilkan doktor.
Kali ini doktor yang dihasilkan Undip adalah pakar dalam database pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem lamun (seagrass) pada lahan pasca penambangan timah di Pulau Bangka.
Pakar hasil cetakan MSDP FKIP Undip itu ialah Dr Wahyu Adi MSi, salah seorang staf dosen di Fakultas Pertanian Perikanan dan Kelutan (FPPK) Universitas Bangka Belitung (UBB).
Ia lulus dari program doktor medio Juli 2025, di bawah bimbingan Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc, Dr Ir Pujiono Wahyu Purnomo MS dan Dr Udhi Eko Hernawan Ssi MSc dari BRIN.
“Wahyu Adi MSi dinyatakan lulus sebagai doktor pertengahan Juli, setelah sebelumnya ia sukses mempertahankan disertasinya dihadapan dewan penguji Undip,” tukas Agus Hartoko dalam keterangan persnya yang diterima, Selasa (15/7/2025) petang.
Selain meraih gelar doktor, isi disertasi Wahyu Adi menjadi kajian pakar dunia menyusul dua artikel ilmiahnya telah diterbitkan pada jurnal internasional bergengsi; masing-masing terindeks Scopus-Q1 Marine Pollution Bulletin dan Scopus Q-2 Geography, Environment, Sustainability.
Ditemui pada kesempatan terpisah, Selasa (15/7) malam, Wahyu Adi mengemukakan artikel ilmiahnya yang terbit di jurnal terindeks Scopus-Q1 berjudul ‘Ecological Condition of Seagrass Meadow Around Sea-based Tin Mining Activities in Waters of Bangka Belitung, Indonesia’.
Sedangkan artikel pada jurnal yang terindeks Scopus-Q2 bertajuk ‘Seagrass Carbon Stocks and Sequestration in Habitat Impacted by Tin Mining Activities in Bangka Belitung, Indonesia’.
Penelitian untuk disertasi Wahyu Adi dilakukan dengan pengumpulan data ekologi lamun, karbon biru, dan biota asosiasi di lokasi berpotensi terdampak penambangan timah.
Adapun analisis spasial dan pemodelan basis data, mengunakan basis SIG dan kerangka DPSIR (Driving Forces, Pressures, State, Impacts, Responses). Selanjutnya pengolahan data dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan integrasi dengan hasil riset terdahulu.
Prof Agus Hartoko menjelaskan database yang lengkap ini merupakan capaian ilmiah yang siginifikan dan applicable (siap untuk digunakan).
“Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi institusi Universitas Bangka Belitung, pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan PT Timah Tbk,” ujar Agus Hartoko.
Agus menegaskan, penelitian yang dilakukan Wayu Adi -- untuk disertasi -- ini dilakukan untuk mengatasi kerusakan ekosistem lamun akibat penambangan timah, serta menyusun basis data yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengelolaan berbasis bukti ilmiah oleh pemangku kepentingan, baik bagi pemerintah daerah, PT Timah, maupun para akademisi (*)
Baca juga: Evaluasi Pembinaan Usia Caberawit, Empat PC LDII Kabupaten Jepara Gelar FAS
Baca juga: Papdesi Klaten Ngaku Siap Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih
Baca juga: Kisah Fritz Tekuni Dunia Kopi: Angkat Cerita Petani dari Lereng Nusantara
Tokoh Agama dan Masyarakat di Jateng Serukan Kedamaian untuk Negeri |
![]() |
---|
Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Masyarakat Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi |
![]() |
---|
Kasus Merek Momo vs Moo-Moo: Pakar HKI Undip Ungkap Adanya Indikasi Itikad Tidak Baik |
![]() |
---|
Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah Kirim Ratusan Peserta Magang ke Luar Negeri Setiap Tahun |
![]() |
---|
Polda Jateng Tangkap 327 Orang di Jalan Pahlawan Semarang, Kuasa Hukum: Pulang Main Futsal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.