Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Alarm Merah di Brebes dan Semarang: Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Melonjak Tajam!

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang mengalami peningkatan.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Dok Wabup Brebes, Wurja
MERIAH - Hari keluarga dan hari anak nasional diperingati dengan meriah di halaman KPT Brebes, pada Jumat (18/7/2025). Sedangkan angka kekerasan pada perempuan dan anak tercatat masih tinggi. 

Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jawa Tengah, Elisabeth S.A. Widyastuti, mengatakan setiap anak seharusnya bisa tumbuh sehat, bahagia, mandiri, dan bebas berekspresi. 

Namun, kenyataannya sebagian anak justru hidup dalam keterbatasan bahkan menjadi korban kekerasan seksual.

“Harapannya semua anak itu sehat, bahagia, kemudian mereka bisa mandiri dan berekspresi dengan baik. Tetapi sebagian anak tidak mengalami situasi yang sama karena berbagai keterbatasan,” ujarnya saat ditemui dalam acara talkshow dan layanan kesehatan gratis yang digelar PKBI Jateng, Jumat (18/7/2025) di Rumah Pohan Kota Lama Semarang.

Acara tersebut juga diisi dengan pemeriksaan kesehatan gratis selama tiga hari, meliputi pemeriksaan dasar, gula darah, hingga skrining kesehatan reproduksi. 

“Kalau remaja yang datang, biasanya kami tanyakan bagaimana siklus menstruasinya, ada keluhan, bahkan persoalan kesehatan mental,” jelas Elisabeth.

Di balik kegiatan ini, Elisabeth menyoroti fakta ironis yakni angka kekerasan seksual terhadap anak di Jawa Tengah masih tinggi. 

Berdasarkan data Simfoni PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak), laporan kasus kekerasan seksual di Jawa Tengah cukup banyak, dan Semarang tercatat sebagai daerah dengan angka tertinggi.

“Kasus di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) 60 persen merupakan tindak pidana asusila. Saat ini ada sekitar 119 anak,” katanya.

Menurut Elisabeth, berbagai faktor menjadi penyebab kasus ini, mulai dari minimnya pengetahuan hingga pengaruh pergaulan. 

“Ada yang pacaran berlebihan sampai menghamili anak orang, padahal yang hamil masih usia anak,” imbuhnya.

Ia menegaskan, korban tidak boleh merasa bersalah. 

“Yang salah adalah pelaku. Carilah bantuan kepada orang yang dipercaya,” pesannya.

Meski ada tren penurunan, Elisabeth menegaskan perlunya kerja keras bersama untuk mencegah anak-anak menjadi korban kekerasan seksual.

EDUKASI - Anggota Polres Batang memberikan edukasi pencegahan perundungan dan kekerasan seksual 
 di SLB Negeri Batang, Kamis (17/7/2025). Di tengah masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), siswa-siswi berkebutuhan khusus dari SLB Negeri Batang mengikuti kegiatan edukatif yang berbeda yakni edukasi pencegahan perundungan dan perlindungan dari kekerasan seksual. (TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI)
EDUKASI - Anggota Polres Batang memberikan edukasi pencegahan perundungan dan kekerasan seksual di SLB Negeri Batang, Kamis (17/7/2025). Di tengah masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), siswa-siswi berkebutuhan khusus dari SLB Negeri Batang mengikuti kegiatan edukatif yang berbeda yakni edukasi pencegahan perundungan dan perlindungan dari kekerasan seksual. (TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI) (TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI)

Anak Difabel Belajar Cara Lindungi Diri

Di tengah masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), siswa-siswi berkebutuhan khusus dari SLB Negeri Batang mengikuti kegiatan edukatif yang berbeda yakni edukasi pencegahan perundungan dan perlindungan dari kekerasan seksual.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved