Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Kesaksian Tetangga yang Sapinya Dibacok Pemuda Depresi di Blora

Seorang pemuda berinisial IMH (19), warga Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, membacok sapi milik tetangganya,

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Catur waskito Edy
(Iqbal/Tribunjateng
KANDANG SAPI - Winarsih, menunjukkan kandang miliknya, tempat sapinya dibacok oleh IMH, saat ditemui Sabtu (26/7/2025).(Iqbal/Tribunjateng) 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Seorang pemuda berinisial IMH (19), warga Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, membacok sapi milik tetangganya, Jumat (25/7/2025) sore.

IMH mengalami depresi usai meminta izin kuliah ke sang ibu, namun tidak direstui. 

IMH diketahui baru di rumah 12 hari. Ia pulang ke rumah karena kontrak kerjanya di Kalimantan sudah habis.

Kemudian, IMH pulang ke rumah untuk meminta restu kepada sang ibu, untuk melanjutkan kuliah. 

IMH merupakan tulang punggung keluarga. Bapaknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Setelah lulus STM, IMH langsung bekerja ke Kalimantan. Selama bekerja, ia selalu mengirimi uang ke ibu, dan adiknya.

Gaji dari kerja, juga ditabung untuk rencana melanjutkan kuliah.

Namun, saat IMH pulang ke rumah dan meminta izin ibunya untuk kuliah, sang ibu tidak merestui. 

Sang ibu khawatir, tidak bisa membiayai kebutuhan bulanan sang anak selama kuliah.

Sejak itulah, IMH mulai depresi. Ia sering melamun, dan tatapannya sering kosong.

Jumat (25/7/2025) sore, IMH berjalan keliling ke gang-gang kampung sambil membawa sabit.

Ia keliling untuk mencari ibunya yang tidak ada di rumah. Ia mengira sang ibu sembunyi di rumah milik, Winarsih (63).

Namun saat masuk ke rumah Winarsih, IMH tidak mendapati ibunya. 

Kemudian, karena tidak menemukan ibunya, IMH yang mengalami depresi itu, kemudian membacok sapi milik Winarsih, yang ada di kandang.

Saat itu, Winarsih tengah berada di belakang rumah memandikan cucunya. Sehingga Winarsih pun tidak tahu saat IMH masuk ke dalam rumahnya.

Winarsih sempat mendengar suara sapinya berontak. Tetapi, dia tidak menyangka kalau itu akibat dari IMH yang membacok kepala sapinya.

"Sapi itu seperti berontak. Saya dengar suara 'crok'. Terus saya dengar itu dia bilang Allahu Akbar," katanya, saat ditemui Tribunjateng, di rumahnya, Sabtu (26/7/2025).

Namun, Winarsih masih tidak menyangka kalau itu suara dari IMH. Menurutnya IMH merupakan anak yang sopan, dengan suara yang pelan, dan lembut.

"Tapi kemarin itu suaranya besar, biasanya kan halus. Saya juga kaget," ujarnya.

Mendengar sapinya berontak, Winarsih berhenti memandikan cucunya, untuk mencoba mengeceknya ke kandang.

Dari depan pintu kandang, Winarsih melihat IMH berada di kandangnya, dengan membawa sabit. 
 
Winarsih mau masuk ke kandang, sedangkan IMH hendak ke luar kandang. Sehingga keduanya sempat berpapasan.

"Alhamdulillah saya masih selamat mas. Padahal di rumah itu hanya ada saya saja dan sedang memandikan cucu," terangnya.

Setelah itu, Winarsih melihat IMH berjalan ke jalan sembari tetap membawa sabit. 

Namun, saat melihat sapinya mengalami luka, Winarsih, kaget. 

Winarsih langsung menjual sapinya itu ke tukang jagal dengan harga Rp 6,8 juta. Winarsih menyebut, jika sapinya tidak luka parah atau kondisi normal dijual dengan harga Rp 15 juta pun laku.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Winarsih menyebut IMH datang ke rumahnya, untuk mencari ibunya yang sembunyi.

"Kabarnya dia sedang cari ibu nya, yang dikira sembunyi. Tapi kan ternyata sembunyinya bukan di sini, tapi di rumah tetangga yang lain," terangnya.

Winarsih, menyampaikan ibunya sembunyi lantaran, sempat diancam sang anak akan dibunuh.

"Ibunya sembunyi itu karena sebelumnya, pernah diancam akan dibunuh," ujarnya.

Sore itu, IMH berhasil diamankan oleh warga setempat. Kemudian, dibawa ke rumah guru ngaji semasa kecil IMH, Ahmad Muhyiddin (54).

Sebab, beberapa hari belakangan, IMH sering berkunjung ke rumah Muhyiddin, curhat terkait kondisinya yang ingin kuliah. Kemudian Muhyiddin selalu menenangkan IMH.

Namun, karena Jumat Sore itu, kondisi IMH sudah tidak normal, sehingga Muhyiddin menyarankan agar IMH, dibawa ke rumah sakit jiwa yang ada di Rembang untuk diberikan penanganan medis.

Muhyiddin sempat berkomunikasi dengan IMH, dan memberi makan. Tetapi sudah sulit diajak komunikasi, karena ngelantur.

"Kemudian, saya menyarankan untuk keluarganya membawa ke rumah sakit jiwa karena saya sudah enggak sanggup."

"Akhirnya keluarga sepakat dengan perangkat desa, Babinsa, Kepala Desa, dia dibawa ke rumah sakit jiwa di Rembang," jelasnya.

IMH dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Rembang, sekira pukul 20.00 WIB, dan sampai di Rembang pukul 21.00 WIB.

Kemudian, sesampainya di Rumah Sakit Jiwa, IMH diberi obat penenang, dan dilakukan penanganan medis. Kemudian disimpulkan, IMH mengalami depresi berat.

"Lalu saya dapat kabar, neneknya ini meninggal dunia dengan tidak wajar. Jadi kejadian itu seandainya terjadi benar itu tidak mungkin terjadi dari pukul 17.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, karena di jam itu, dia di rumah saya."

"Karena neneknya sendiri itu usianya sudah sangat tua, dan sudah pikun. Neneknya itu juga tidak mungkin menjadi incaran,"

"Kalau anak itu sadar nggak mungkin, karena nenek sama cucu kan sama-sama sayang," terangnya.

Muhyiddin, menegaskan dalam kejadian yang menimpa neneknya IMH, tidak ada orang yang tahu. 

"Jadi, kalau kronologisnya seperti apa semuanya enggak ada yang tahu, nggak ada saksi. Jadi pelakunya yang sebenarnya kita belum tahu sebenarnya."

"Cuma karena yang bersangkutan bacok sapi, itu langsung dikaitkan dengan bacok neneknya itu," jelasnya

Muhyiddin menyampaikan saat ini IMH masih terduga pelaku. Menurutnya saat ini posisi IMH sudah berada di Polres Blora.

"Jadi masih terduga pelaku. Tadi malam sejak saya pulang dari ngantar RS Bhina Bhakti Husada Rembang, di rumah sakit jiwa, saya ada sampai rumah itu kira-kira jam 23.00 WIB. Kemudian ditanya sama bapak-bapak aparat saat saya jawab apa adanya."

"Terus saya dapat kabar, bapak aparat itu dari Resmob Blora langsung mengambil paksa (IMH) dari rumah sakit jiwa itu. Jadi yang bersangkutan sudah masuk di Polres Blora, sampai sekarang," terangnya.

Sementara itu, Kasihumas Polres Blora, AKP gembong Widodo, menjelaskan, masih mendalami kejadian tersebut.

"Kasus ini masih ditangani Satreskrim polres blora untuk mencari motif maupun terduga pelaku," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Sabtu (26/7/2025).

Sementara itu, Kapolsek Tunjungan, AKP Subiyono, menambahkan dugaan sementara kematian masih didalami oleh Kepolisian.

"Setelah menerima laporan atas kejadian itu, kami tim gabungan dari Polsek Tunjungan, Satreskrim Polres Blora, Inafis Polres Blora, dan Satintelkam Polres Blora segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi," jelasnya.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan korban meninggal dunia dengan dua luka sayat di leher dan muka. 

"Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Kabupaten Blora untuk pemeriksaan lebih lanjut dan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian," terangnya.(Iqs)

Baca juga: Link Live Streaming Liverpool vs AC Milan, Babak Pertama Skor 1-1

Baca juga: Daftar Bahan-bahan Untuk Membuat Dessert Rendah Gula, Makanan Sehat Ala Mahasiswa Undip

 

Baca juga: Besaran Gaji Kepala Desa dan Perangkat Desa Se Indonesia Di Atas Rp 2,7 Juta

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved