UKSW Salatiga
Terapung di Laut saat Kapal Barcelona V Terbakar, Orang Tua Shintia Tetap Hadiri Wisuda di UKSW
Momen mengharukan terjadi saat Rektor Intiyas menyampaikan kisah luar biasa dari orang tua Shintia, Jemi Tundunaung dan Martha Mailuas.
“Saat terapung di air, saya sempat terpisah dengan istri dan bibi Shintia. Saya berusaha berenang untuk mencari mereka dan puji Tuhan bisa bertemu kembali,” katanya.
Tak ada satu barang pun yang bisa diselamatkan, semua hangus terbakar bersama kapal. Keselamatan para penumpang tidak lepas dari pertolongan warga Desa Gangga. “Begitu mengetahui kejadian tersebut, warga yang memiliki perahu segera bergerak untuk menolong kami,” ungkapnya.
Setelah dievakuasi ke Pulau Gangga, Jemi Tundunaung bersama istri kembali melanjutkan perjalanan mereka, sementara bibi Shintia yang mengalami luka-luka harus dirawat di rumah sakit di Manado. Dari Manado, keduanya menumpangi pesawat menuju Jakarta, lalu melanjutkan perjalanan ke Semarang menggunakan kereta api. Akhirnya, mereka tiba di Salatiga pukul 19.45 WIB pada Senin (21/07/2025) lalu. Sementara menunggu wisuda, mereka tinggal bersama di kos milik putrinya, Shintia.
Jejak Doa yang Dikabulkan
Raut wajah syukur tak bisa ia sembunyikan, setiap senyuman mencerminkan jejak doa yang dikabulkan. “Tuhan itu baik, kami sangat kagum atas keberhasilan Shinta saat ini. Kesuksesan anak adalah kebanggaan bagi orang tua. Setelah melewati badai tersebut, kami sangat bahagia bisa berkumpul kembali bersama anak-anak tercinta,” katanya. Tak lupa Jemi Tundunaung juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada UKSW karena menanamkan nilai humanis bagi mahasiswanya. “Kami mendorong anak kami berkuliah di UKSW karena meyakini bahwa Kota Salatiga dan kampus ini memiliki nilai humanis yang tinggi hingga saat ini dapat menyaksikan Shintia menyelesaikan studinya dengan baik,” imbuhnya.
Perjalanan panjang melewati badai menjadi kisah inspiratif yang membawa cahaya harapan bagi banyak orang. Kini, Shintia bisa merayakan kelulusannya bersama orang-orang tercintanya.
Wisuda Periode III Tahun 2025 menjadi wujud nyata UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, agenda ini juga merupakan kontribusi nyata UKSW dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW!
| Debut Meriah! UKSW Gelar 3x3 Basketball Competition 2025 Perdana di Salatiga |
|
|---|
| Harmoni Budaya UISPP 2025 di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga |
|
|---|
| Sosok Marthen Sattu Sambo, Wujudkan Creative Minority di Pelosok Papua |
|
|---|
| Fadli Zon Buka UISPP di UKSW: Gugah Peneliti 39 Negara Jadikan Nusantara Poros Pra Sejarah Dunia |
|
|---|
| MENYALA! Night Festival dan Cosplay Tandai Kulonuwun Mahasiswa Baru UKSW ke Kota Salatiga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250727_UKSWSalatiga.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.