Berita Jateng
Penipuan Lomba Tari Catut Gubernur Jateng Naik Penyidikan, Kapan Mei Sulistyoningsih Jadi Tersangka?
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah resmi meningkatkan status kasus dugaan penipuan lomba tari
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah resmi meningkatkan status kasus dugaan penipuan lomba tari di Semarang ke tahap penyidikan.
Peristiwa ini menyeret nama penyelenggara acara yang disebut-sebut mencatut nama Gubernur Jawa Tengah untuk menarik peserta.
Sejak laporan pertama kali diterima pada 30 Desember 2024, polisi telah memeriksa sedikitnya 14 orang saksi, termasuk terlapor utama Mei Sulistyoningsih.
Menurut Kepala Subdirektorat I Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, AKBP Agus Endro Wibowo, proses penyidikan dilakukan setelah pihaknya menerima laporan dari para korban yang merasa dirugikan karena lomba tari yang dijanjikan tidak pernah terlaksana.
Para korban mengaku mengalami kerugian antara Rp3,5 juta hingga Rp5 juta per peserta.
Penyelenggara kegiatan ini mengatasnamakan Semarang Economy Creative (SEC) dan mencantumkan dukungan pejabat tinggi untuk meyakinkan calon peserta.
Total ada 35 sanggar tari yang melaporkan kerugian, dengan jumlah korban individu mencapai sekitar 178 orang dari berbagai daerah.
Para peserta merasa ditipu setelah kegiatan yang dijanjikan batal tanpa kejelasan, sementara biaya pendaftaran telah dibayarkan.
"Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan hari ini selepas gelar perkara.
Kasus telah mengarah ke tersangka atau telah ada peristiwa pidana diduga dilakukan oleh terlapor MS," ungkap Kepala Sub Direktorat I Ditreskrimum Polda Jawa Tengah, AKBP Agus Endro Wibowo di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (28/7/2025).
"Data real kerugian hanya Rp3,5 juta hasil dari uang pendaftaran sebesar Rp100 ribu per sanggar. Namun, korban ada klaim kerugian lain di luar biaya pendaftaran tersebut," katanya.

Polisi selama melakukan pemeriksaan terhadap para saksi terungkap, Mereka mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah karena mengikuti lomba tersebut harus mempersiapkan jauh-jauh hari dengan menyewa pelatih, lalu menyewa kostum tari, mobil hingga biaya konsumsi.
Endro mengatakan, para peserta begitu antusias mengikuti lomba tersebut karena ada embel-embel Piala Gubernur Jawa Tengah.
Mereka mau ikut lomba itu berharap ada sertifikat yang ditandatangani oleh Gubernur.
Sertifikat itu bisa menjadi nilai atau poin tersendiri saat para peserta yang mayoritas pelajar hendak mendaftarkan diri ke sekolah.
Umrah Kini Jadi Gaya Hidup Masyarakat Jawa Tengah, Kamila: Sudah Percaya Arisha Tour |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Dorong Industri Jasa Keuangan Gerakkan Ekonomi Desa |
![]() |
---|
Remaja di Magelang Dihajar Polisi Lalu Didoksing, Keluarga Tak Terima Laporan ke Polda Jateng |
![]() |
---|
FPKB DPRD Jateng Salurkan Smartboard untuk SMA-SMK Ma'arif NU |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Dorong Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Untuk Menunjang Logistik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.