Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Klaten

Pemuda Klaten Mendekap Masa Depan: Agur dan Misi Bebaskan Manusia dari Paranoia Teknologi

Ia adalah perajut masa depan yang memupuk benih harapan dalam ruang-ruang kelas kecil bernama Autobot School.

TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
KURSUS ROBOTIKA - Agur Yake Mulia (29), pendiri Autobot School Klaten, Sabtu (21/6/2025), sedang mengawasi proses pembelajaran siswa di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) robotika yang dia dirikan ini. Berkat kiprahnya di bidang pendidikan robotika, pada 2023 lalu Agur menerima apresiasi SATU Indonesia Awards tingkat provinsi Jawa Tengah. (TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL) 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Di tengah ingar-bingar paranoia tentang masa depan yang dikuasai robot dan kecerdasan artifisial (KA) alias akal imitasi (AI), tentang manusia yang terpinggirkan dari panggung peradaban dan hanya menjadi bayang-bayang di balik mesin, seorang pemuda dari Klaten berdiri tenang, menatap arus deras teknologi dengan mata jernih. 

Namanya Agur Yake Mulia (29).

Bagi dia, masa depan bukanlah ancaman, melainkan janji.

Baca juga: Di Rumah Kreatif Wadas Kelir Banyumas, Nur Hafidz Mengukir Generasi Emas

Janji akan peradaban yang lebih adil, efisien, dan manusiawi—asal kita mampu menjinakkan teknologi, bukan malah tunduk membudak kepadanya.

Agur bukan sekadar pemimpi.

Ia adalah perajut masa depan yang memupuk benih harapan dalam ruang-ruang kelas kecil bernama Autobot School.

Di sanalah, di lantai tiga Gedung Cakra Square Klaten, anak-anak dari berbagai usia—dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)—belajar memahami algoritma pemrograman, menguasai logika mesin, dan "menghidupkan" robot.

Bukan untuk tunduk pada teknologi, melainkan untuk menjadi pemilik masa depan.

Antara Distopia dan Harapan

Kekhawatiran bahwa manusia akan dikalahkan oleh ciptaannya sendiri bukan hal baru.

Sebelum wacana ini mengakar di forum-forum ilmiah atau menjadi plot utama dalam film-film seperti "Avengers: Age of Ultron (2015)", suara-suara cemas telah menggema.

Dari mulut Stephen Hawking (1942-2018), sang fisikawan jenius asal Inggris, keluar peringatan keras: jika kecerdasan buatan berkembang tanpa kendali, maka akhir umat manusia bisa jadi hanya soal waktu.

Dengan kata lain, kebangkitan kecerdasan buatan akan jadi lonceng kematian bagi manusia dan kemanusiaannya.

“Setelah AI mencapai tahap di mana dia bisa meningkatkan dirinya sendiri pada tingkat yang semakin cepat, maka manusia, yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak akan bisa bersaing dan akan digantikan,” jelas Hawking sebagaimana dikutip BBC, 2 Desember 2014 lampau.

Namun, Agur memilih tidak larut dalam ketakutan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved