Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

79 Ribu Warga Blora Terima Bantuan Pangan, Bulog Imbau Warga Tidak Jual Beras Bantuan

79 Ribu Warga Blora Terima Bantuan Pangan, Bulog Imbau Warga Tidak Jual Beras Bantuan

Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
GUDANG BULOG - Ilustrasi petugas mengecek stok beras di Gudang Bulog Blora. Bulog minta warga tak menjual beras bantuan. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Bantuan pangan sudah mulai didistribusikan untuk warga Blora.

Adapun jumlah penerima bantuan pangan (PBP) untuk Kabupaten Blora ada 79.715 PBP.

Kepala Bulog Cabang Pati, Nur Hardiansyah, mengimbau masyarakat penerima bantuan pangan untuk tidak menjual kembali beras bantuan yang diterima.

Baca juga: Kecamatan Jati dan Kunduran Masuk Zona Rawan Kekeringan di Blora

"Memang kalau secara aturannya, secara perintahnya, bahkan sudah tertulis ya di karungnya itu kan tidak untuk diperjualbelikan itu."

"Harapannya memang beras ini dengan kondisi seperti ini harapannya ya cukup dikonsumsi oleh penerima dan keluarganya gitu. Jangan diperjualbelikan seperti itu," katanya, Senin (11/8/2025).

Lebih lanjut, menurutnya dengan adanya bantuan itu, dimaksudkan agar warga tidak perlu membeli beras lagi. Apalagi harga beras saat ini cukup tinggi.

"Karena memang kondisi beras mungkin agak sedikit naik. Nah, itu dengan bantuan pangan, harapannya nanti masyarakat tidak perlu untuk membeli beras, selama menjelang panen," jelasnya.

Menurutnya dengan cara itu, stabilitas harga beras bisa dikendalikan. Lantaran, tidak terlalu banyak orang yang berbelanja beras ke pasar.

Kendati demikian, Hardiansyah menyebut tidak mudah untuk mengontrol agar warga tidak menjual beras bantuan. Apalagi di tengah ekonomi yang sulit.

"Ya memang agak sedikit susah kontrolnya, karena memang beras itu sudah diberikan ke yang bersangkutan. Itu sudah haknya mereka."

"Ya, paling ya kami hanya bisa mengimbau agar beras bantuan tidak dijual lagi," jelasnya.

Terlepas dari itu, Hardiansyah juga menyadari bahwa kebutuhan masyarakat berbeda-beda.

"Kondisi masyarakat berbeda-beda ya, memang ada yang berasnya sangat dibutuhkan, kadang memang ada yang lebih butuh uang untuk beli obat, atau apa itu kita yang agak susah mengontrolnya," paparnya. (Iqs)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved