Berita Pati
Kisah Korban PHK RSUD Soewondo Pati Menangis: Mengabdi Belasan Tahun, Dianggap Tak Kompeten
Eks karyawan RSUD RAA Soewondo korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menangis saat menemui anggota DPRD Pati, Kamis (14/8/2025).
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Suasana haru tersaji dalam rapat pansus DPRD Pati kelanjutan bergulirnya hak angket terhadap Bupati Pati Sudewo, dengan pemanggilan perwakilan dari eks karyawan RSUD RAA Soewondo, Kamis (14/8/2025) di Ruang Rapat Banggar DPRD.
Lima orang perwakilan eks Karyawan RSUD dari total 220 orang yang mengalami pemutusan kerja, dihadirkan di dalam rapat pansus.
Suasana berlangsungnya rapat berubah menjadi haru ketika dua eks karyawan RSUD Soewondo, Haning Dyah dan Siti Masruhah menangis terisak di hadapan anggota dewan.
Baca juga: BREAKING NEWS: 33 Korban Luka Dirawat di RSUD Soewondo Pati Pasca Demo Ricuh
Tangisan tersebut pecah pada sesi di mana pimpinan dan anggota pansus menanyakan perihal keadaan dan harapannya setelah tidak lagi menjadi karyawan RSUD meski sudah mengabdikan diri belasan hingga puluhan tahun.
Tangisan pertama dialami oleh Haning Dyah tak kuat membendung air matanya ketika mengingat kondisi dirinya dan suami di PHK secara bersamaan.
Haning Dyah diketahui sudah mengabdi untuk RSUD Soewondo Pati 10 tahun dengan jabatan terakhir sebagai staf keuangan. Sedangkan suaminya sudah mengabdi 13 tahun.
Selama waktu itu, status dia dan suami hanya sebagai karyawan kontrak dengan beberapa jabatan yang pernah dijalani.
Dia tidak menyangka semua karyawan tidak tetap RSUD harus menjalani tes kembali pada 2025, meski pada awal masuk ke RSUD sudah menjalani tes.
"Saya dan suami saya bagian dari 220 orang yang tidak lolos tes, dianggap tidak kompeten dan akhirnya dipecat," terangnya.
Tangisan kedua disusul Siti Masruhah yang sudah mengabdi untuk RSUD Pati 20 tahun.
Waktu yang cukup panjang bagi dia yang terus bertanya-tanya kapan menjadi karyawan tetap.
Di tengah penantiannya, Siti Masruhah justru di-PHK pada tahun ini. Lagi-lagi dengan alasan sama, yakni dinilai tidak kompeten setelah gagal mengikuti tes.
"Saya pernah ikut tes karyawan tetap dulu, tapi enggak lolos. Pengumumannya hanya ada nomor, nama dan keterangan lolos atau tidak lolos. Tidak ada angka perankingan. Tahun ini malah dipecat," ujarnya.
Hal serupa juga dialami Agus Triyono setelah mengabdi lebih dari 17 tahun.
Dia tidak menyangka bakal mengikuti tes lagi jika ingin tetap bekerja di RSUD.
Antisipasi Banjir Musim Penghujan, Pemkab Pati Normalisasi Lima Titik Sungai |
![]() |
---|
PBB Batal Naik, Pemkab Pati Urungkan Renovasi Alun-alun dan Masjid Agung Baitunnur |
![]() |
---|
Polisi Lakukan Pengamanan Berlapis Rapat Pansus Hak Angket DPRD Pati Hari Ini |
![]() |
---|
AMPB Tetap Bergerak Demonstrasi ke Gedung DPRD Pati, Meski Digerogoti Tuduhan Mantan Sekutu |
![]() |
---|
Damai Dengan Bupati Pati, Yayak Gundul Kini Serang Balik AMPB Soal Penggelapan Dana ke Polda Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.