Tribunjateng Hari ini
Ledakan Terjadi saat Warga Sibuk Ambil Minyak
Kobaran api masih tampak di lokasi kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Senin (18/8) siang.
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kobaran api masih tampak di lokasi kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/8) siang.
Meski sempat diguyur hujan, api dan kepulan asap masih jelas tampak hingga pukul 14.20.
Pantauan di lapangan, hujan di kawasan tersebut turun sebanyak tiga kali, tetapi api dari sumur minyak masih terus menyala hebat hingga sore hari.
Baca juga: Sudah 2 Hari, Api Kebakaran Sumur Minyak di Blora Belum Padam, Polisi Ungkap Kendala
Setidaknya hujan dan gerimis tiga kali terjadi, yakni pada pukul 12.00, pukul 13.00, dan 14.00, dengan intensitas sekitar 15 menit.
Hingga pukul 16.00, petugas gabungan masih bersiaga di lokasi sekitar untuk terus berupaya memadamkan api.
Petugas gabungan dari Pertamina, kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga pemadam kebakaran (damkar) masih berusaha untuk memadamkannya.
Sementara itu, korban tewas akibat kebakaran sumur minyak di Desa Gandu, pada Minggu (17/8), bertambah menjadi tiga orang.
Para korban sempat dilarikan ke RSUD dr Soetijono Blora, namun satu di antaranya sudah tewas sebelum mendapat perawatan.
Jenazah ketiganya kini telah dimakamkan.
Adapun dua korban lainnya, terdiri atas seorang ibu dan anak, saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
“Yang dirujuk anak dan ibunya, dengan luka bakar 78 persen dan 80 persen,” kata Kabid Pelayanan RSUD dr Soetijono Blora, Farida Laela, Senin.
Kronologi
Kebakaran sumur minyak tersebut terjadi, pada Minggu pukul 11.30.
Selain menimbulkan korban jiwa, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dan beberapa hewan ternak mati akibat terdampak kobaran api.
Sebanyak 50 kepala keluarga (KK) juga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke rumah kerabat untuk menghindari risiko lanjutan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Blora, Mulyowati mengatakan, kebakaran terjadi saat sejumlah warga tengah mengambil minyak yang berada di sekitar lokasi mulut sumur, pada Minggu pukul 11.30.
"Itu aktivitas seperti biasa pas ada pengeboran, mungkin dari masyarakat lingkungan yang ada di sekitar lokasi tidak tahu kalau ada gas beracun, karena adanya gas beracun," kata Mulyowati, saat ditemui di lokasi kebakaran, Senin.
Saat warga tengah sibuk mengambil minyak, lanjut Mulyowati, tiba-tiba terdengar ledakan.
Tak lama kemudian sumur itu mengeluarkan percikan sehingga api dengan mudah merambat.
"Pada pukul 11.30 (sumur) itu sempat meledak, nah itu mengeluarkan percikan api, tapi dengan itu ibu-ibu yang mengambil itu (minyak) tidak sadar kalau itu membahayakan,” kata Mulyowati.
“Sampai akhirnya ada ledakan lagi dan mengakibatkan kebakaran ke badan," tandasnya.
Mulyowati mengatakan, dari api yang membumbung mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, yaitu Tanek (60), Sureni (52), kemudian Wasini (50), ketiganya warga Desa Gandu.
"Bu Tanek yang itu langsung meninggal dunia (di lokasi), diikuti Bu Sureni dan Bu Wasini," bebernya.
Selain ketiga orang tersebut seorang ibu, Yeti, dan anak balitanya juga menjadi korban dan dirawat di rumah sakit, karena mengalami luka bakar yang sangat serius.
"Bu Yeti dan anaknya yang kecil, umur 1 tahun 9 bulan. Kondisi saat ini sangat kritis ya, luka bakar. Saat ini ada di RSUP dr Sardjito Yogyakarta," ucapnya.
Selain mengakibatkan korban tewas, ledakan sumur minyak itu juga membakar satu rumah.
Akibat kejadian itu, 55 kepala keluarga harus mengungsi.
Pantauan Tribun Jateng, api masih tampak membara.
Asap hitam juga tampak membumbung tinggi.
Rumah-rumah sekitar lokasi kebakaran minyak tampak ditinggalkan pemiliknya.
Di depan rumah-rumah warga, terlihat pakaian, almari, kasur, dan lainnya berserakan.
Lokasi kebakaran berada di area pemukiman padat penduduk.
Sumur minyak yang terbakar itu berjarak 10-20 meter dari rumah warga.
Di sekitar rumah warga lain, juga terlihat ada beberapa sumur minyak, namun tidak beroperasi.
Petugas pemadam kebakaran berjaga di area lokasi, agar api tidak merambat ke rumah warga, dan sumur minyak yang lain.
Warga mengungsi di tempat aman, seperti di rumah-rumah saudaranya.
Ada juga yang mengungsi di kebun-kebun dan berencana untuk mendirikan tenda.
Periksa saksi
Sementara itu, Polres Blora menegaskan bakal menertibkan sumur-sumur minyak ilegal yang ada di Blora.
Hal itu sebagai tindaklanjut atas kebakaran sumur minyak yang ada di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora.
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan masih menyelidiki penyebab kebakaran sumur minyak tersebut.
Pihaknya menyebut telah memeriksa beberapa saksi dari warga untuk dimintai keterangan.
"Kami dari pihak kepolisian menindaklanjuti kejadian tersebut, dan sudah meminta klarifikasi dari beberapa saksi. Saat ini kami melakukan penyelidikan dan kami juga sudah berkoordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng," kata Wawan di lokasi kejadian, Senin.
"Nantinya apabila api ini sudah bisa dipadamkan, insyaallah tim dari Labfor akan datang ke lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut," lanjutnya.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan bakal menertibkan sumur-sumur minyak ilegal yang ada di Blora.
"Tadi sudah bicara dengan Pak Bupati, dengan Polda juga nanti ke depan akan lebih ditertibkan kembali terkait sumur-sumur masyarakat," terangnya.
Sementara itu, menurutnya atas kebakaran sumur minyak tersebut, sudah ada beberapa saksi yang dimintai keterangan.
"Sudah, ada sekitar empat saksi yang kita minta klarifikasi tadi malam, yakni dari warga sekitar. Untuk pemilik sumur minyak yang kebakaran belum kami mintai keterangan," paparnya. (iqs/kps)
Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto mengatakan, di desanya terdapat 60 sumur minyak, 10 sumur di antaranya berada di area pemukiman padat penduduk.
"Baru dua tahun ada sumur-sumur minyak ini," kata Iwan.
Lebih lanjut, Iwan menyampaikan, dulunya di Desa Gandu sulit mendapatkan sumber air.
Bahkan, warga harus membeli air saat musim kemarau tiba.
"Kemudian ada salah satu warga yang mengebor dan mendapatkan minyak. Kemudian dari orang luar desa ada yang mendengar bahwa di Desa Gandu ini terdapat sumber minyak," kata Iwan.
"Terus banyak warga yang lain ingin mengebor tanah di dekat rumahnya, akan tetapi banyak juga warga yang tidak mempunyai modal, maka ada investor yang mau membiayai untuk mengebor sumur minyak," lanjutnya.
Dia menyatakan, pihaknya juga sering mengingatkan bahaya dari keberadaan sumur minyak di area pemukiman.
"Tapi ya dengan adanya ini, masyarakat baru terasa," jelasnya. (iqs/rad/afn)
Baca juga: Polisi Patroli Rumah Warga yang Ditinggal Mengungsi Akibat Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora
Novita Kirim 9.465 Kerajinan dari Pelepah Pisang dan Eceng Gondok ke Amerika Serikat |
![]() |
---|
Bayu Jadi Korban Tabrakan Beruntun saat Jemput Jenazah Ayah dari RS Demak |
![]() |
---|
Pelajar SMA di Magelang Diduga Dianiaya Polisi, Dipaksa Ngaku Ikut Demo |
![]() |
---|
Dosen Poltekkes Semarang Selamat dari Kerusuhan Nepal |
![]() |
---|
Pembobol Minimarket di Blora Kuras Rokok Senilai Rp 21 Juta, Brankas Berisi Duit Masih Aman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.