"Bahkan 13 tahun yang lalu di Purworejo, di pantai Jatimalang ini juga sebenarnya sempat terkena tsunami kecil. Tetapi memang waktu itu tidak dianggap tsunami karena tingginya kurang dari 2 meter," ungkapnya.
Satu tahun yang lalu bencana tsunami juga sempat melanda, tepatnya di Banten.
Peristiwa tsunami tersebut menggerkan masyarakat, sebab tsunami tanpa didahului dengan gempa.
Sehingga cukup memakan korban yang banyak.
Jika dilihat dari para korbannya, kebanyakan adalah bukan warga desa setempat.
Hal itu menunjukan jika para pengunjung pantai menjadi sangat berpotensi menjadi korban.
"Oleh karena itu sosialisasi tidak hanya warga setempat, tetapi juga pengunjung lainnya," tambahnya.
Terkait rilis yang baru-baru ini keluar tentang potensi gempa 8.8 dan tsunami setinggi 20 meter, Pangarso mengatakan jika masyarakatnya mesti menyikapi dengan bijak karena itu masih potensi.
"Kapan terjadinya tidak ada yang tahu, yang terpenting adalah masyarakat mesti siap," pungkasnya.
Masyarakat perlu mengatahui bahwa tsunami terjadi bukan karena hanya gempa.
Tsunami bisa terjadi karena kejatuhan meteor, atau seperti yang terjadi di Banten yang dipengaruhi aktifitas gunung. (Tribunjateng/jti)