Desakan Keras Gubernur Papua Lukas Enembe Kepada Jokowi Disambut Tepuk Tangan Penonton

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab dan Gubernur Papua, Lukas Enembe

TRIBUNJATENG.COM- Gubernur Papua Lukas Enembe mendesak Presiden Jokowi untuk menuntaskan persoalan di Papua.

Hal tersebut ia sampaikan saat diundang menjadi Narasumber acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (21/8/19).

Lukas mengatakan bahwa Jokowi sudah 10 kali datang ke Papua, namun belum ada dialog secara menyeluruh.

BREAKING NEWS: Mobil Dinas Bupati Tegal Diserang Orang Misterius, Pelaku Kendarai Motor

Lukas Enembe Tertunduk Saat Lenis Kogoya Singgung Hak Rakyat Asli Papua Atas Freeport

Lettu Angga Pradipta Meninggal Sehari Sebelum Akad, Sang Kekasih Ungkap Detik-detik Sebelum Kejadian

Viral Destoko Pemuda Ganteng Banyumas 25 Tahun Nikahi Pesinden 50 Tahun, Semua Berawal dari Ini

Lukas lantas menceritakan bahwa di masa pemerintahan SBY pernah memintanya untuk merevisi Undang-undang nomor 21.

"Jokowi sudah 10 kali ke papua, kami mau dia (Jokowi) memulai dialog, dulu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta saya untuk merevisi Undang-undang nomor 21, beliau sampaikan ini untuk kemuliaan rakyat Papua, lalu kami mungumpulkan pendapat rakyat Papua," ujar Lukas.

Lukas menambahkan meski sudah berjalan prosesnya, ketika masuk ke Komisi II, justru ditolak oleh PDIP.

"Saat itu, PDIP benci dengan SBY aktu itu sehingga ditolak, ini dokumennya ada, dulu saya udah berjuang, dan kii masyarakat Papua ingi mengemukakan pendapatnya lagi, kita nggak tahu pendapat apa yang akan rakyat sampaikan, ini persoalannya," ujar LUkas.

Setelah itu, Ketua Komnas HAM mengatakan bahwa bahwa pendekatan doalogis kemanusiaan itu seharusnya di depan dibandingkan pendekatan yang lain.

Kemudian, Lukas Enembe membuat desakan untuk Jokowi.

"Pak Jokowi sudah 10 kali datang ke Papua, kali ini kita kasih suara semua, agar Pak Jokowi menyelesaikan secara menyeluruh, menuntaskan," ujar Lukas Enembe.

Sontak pernyataan Lukas Enembe tersebut mendapat tepuk tangan penonton.

Setelah itu, Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kagoya menyinggung soal hak asli rakyat Papua atas Freeport.

Lenis Kogoya yang menyebut masalah tersebut adalah hal yang harus ditangani oleh komnas HAM.

"Kalau kita menanggapi kalimat Kakak Gubernur sampaikan tadi belum jadi manusiakan Indonesia, kalimat itu. Jadi kalau betul-betul Papua ini tidak dimanusiakan, ada hal yang perlu dilakukan. Itu sebenarnya tugasnya dari Komnas HAM," ujar Lenis Kagoya.

Lenis Kogoya lantas mendesak Komnas HAM untuk menuntaskan persoalan terkait lapangan pekerjaan dan freeport.

Halaman
12

Berita Terkini