TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Siang, medio Oktober 2019 lalu, warga sekitar terminal proyek Mrica Bawang Banjarnegara sempat gempar.
Seorang bapak turun dari mikro bus di perempatan lampu merah dengan wajah panik tak karuan.
Ia meratapi putranya yang sakitnya kian parah.
Aiptu Nuryanto, petugas Pos Lantas Bawang yang mendengar laporan itu, buru-buru menghampiri mereka.
Bapak anak itu ternyata berasal dari Belik Kabupaten Pemalang.
Sang ayah membawa anaknya yang sakit ke Banjarnegara untuk menjalani pengobatan alternatif.
Tetapi sesampai di jalan dekat terminal, sakit pemuda itu kian parah hingga kritis.
Nur menawarkan bantuan kepada sang bapak untuk membawa putranya ke rumah sakit terdekat di Bawang Banjarnegara.
"Infonya sakit jantung. Tadinya mau dibawa ke Purbalingga,"katanya
Pemuda pesakitan itu pun akhirnya dibawa ke rumah sakit Bawang untuk menjalani perawatan.
Tetapi nahas, nyawa pemuda itu tak tertolong.
Ia meninggal di rumah sakit karena diduga serangan jantung.
Sebagai petugas, tanggung jawab Nur mungkin bisa dianggap telah selesai saat itu.
Ia tinggal menyerahkan jenazah itu ke pihak keluarga usai memastikan tidak ada unsur penganiayaan pada kematian korban.
Tetapi Nur punya kepedulian lebih.