Kritik Anies Baswedan soal Banjir Jakarta, Emmy Hafild: Butuh Gubernur Kompeten, Tidak Cuma Wacana

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kritik Anies Baswedan soal Banjir Jakarta, Emmy Hafild: Butuh Gubernur Kompeten, Tidak Cuma Wacana

TRIBUNJATENG.COM- Aktivis lingkungan Emmy Hafild mengkritik Gubenur DKI Jakarta Anies lantaran tidak bisa mengantisipasi banjir Jakarta.

Kritikan tersebut Emmy Hafild tulis melalui akun Facebook pribadinya pada Kamis (3/1/20).

Emmy Hafild mengatakan sejak awal desember BMKG sudah memberikan peringatan akan terjadinya cuaca esktrem.

"Cuaca ekstrim sebenarnya sudah diperingatkan oleh BMKG sejak awal Desember. Tapi tampaknya pemerintah daerah tidak mengantisipasinya, sehingga seolah-olah mendadak, padahal tidak," tulisnya.

Namun, pemerintah tidak mengantisipasi akan hal itu.

"Peta rawan banjir sudah ada di BNPBD, namun tidak disebarluaskan secara aktif dan intensif, dan karena pemda kurang mengantisipasi, warga pun tidak mengantisipasi," tulisnya.

Emmy Hafild menyebut cuaca esktresm terjadi lantaran dampak perbuahan iklim.

Cuaca ekstrim seperti ini adalah dampak dari perubahan iklim. Misalnya curah hujan Jkt 377 mm, itu paling tinggi dari curah hujan yg pernah terjadi, namun magnitude atau besaran dampak tergantung dari pengelolaan saluran-saluran air dan sungai oleh pemda yang ada di peta rawan banjir," tulisnya.

Emmy Hafild menyebut jika pemda Jakarta mengantisipasi adanya curah hujan yang tiggi, seharusnya pemerintah daerah membuat saluran air yang cukup besar sesuai debit air yg mengalir.

"Contoh untuk Jakarta, banjir hari pertama belum merupakan kiriman dari Bogor tapi merupakan curah hujan yg tinggi di Jakarta. Air meluap dari got-got yang tersumbat," tulisnya.

"Antisipasinya harus datang dari pemda, untuk membuat saluran air yang cukup besar sesuai debit air yg mengalir, dan pembersihan dilakukan sebelum musim hujan mulai. Tampaknya ini kendor tahun-tahun terakhir di Jakarta.

Partisipasi masyarakat untuk menjaga saluran air di perumahan mereka perlu digalakkan," tulisnya.

Emmy Hafild menyebut kawasan di Jakarta yang biasanya tidak terkena banjir, namun kali ini terkena banjir lantaran normalisasi sungai terhenti sejak 2 tahun terakhir.

"Kawasan-kawasan yg sudah 20-tahunan tidak kena banjir, sekarang banjir. Kawasan-kawasan yg sudah di normalisasi masih banjir. Karena normalisasi sungai terhenti 2 tahun," tulis Emmy Hafild.

Emmy Hafild menyebut seharusnya Daerah Aliran Sungai (DAS) bebas dari pemukiman dan pemerintah daerah tegas akan hal itu.

Halaman
1234

Berita Terkini