Kritik Anies Baswedan soal Banjir Jakarta, Emmy Hafild: Butuh Gubernur Kompeten, Tidak Cuma Wacana

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kritik Anies Baswedan soal Banjir Jakarta, Emmy Hafild: Butuh Gubernur Kompeten, Tidak Cuma Wacana

" Tata Ruang DKI Jakarta juga harus diperbaiki. Kemang, jaman Bang Ali setiap kavling minimum 2000m2, dan yg boleh dibangun hanya 30%. Sekarang itu sudah tidak diperhatikan lagi, Kemang sudah sama dgn kawasan lain. Awalnya dimulai dengan drainase sungai Kemang yg dijadikan driving range. Sejak itu, kawasan Pulo Raya dan sekitarnya selalu banjir. Banjir Kemang yg parah terjadi setelah Kemang Village dan apartemen di atas KemChicks, dan lain-lain disitu di bangun," tulisnya.

Seharusnya, tata ruang di Jakarta harus memiliki daerah resapan air.

Namun, kondisi Jakarta saat ini tidak memiliki drainase karena tata ruang lebih banyak memikirkan kepentingan bisnis.

"Tata ruang yg memperhatikan kawasan resapan air, sempadan sungai dan drainase harus diterapkan secara konsekwen. Saat ini tata ruang dirubah sesuai dengan kepentingan bisnis. Jakarta tidak punya zoning," tulisnya

Menurut Emmy Hafild, menyebut bahwa sebulan lagi bulan pernama.

Di saat itu, pasang tertinggi dan apabila Jakarta kembali hujan maka banjir akan lebih parah.

"By the way, seminggu lagi bulan purnama, itu adalah pasang tertinggi, pantura Jakarta akan terendam rob. Kalau rob dan curah hujan bersamaan, maka banjir akan lebih parah," tulisnya.

Emmy Hafild menyebut bahwa Jakarta seharusnya memiliki gubernur yang kompeten yang tidak sekedar berwacana.

"Pengendalian banjir di Jkt merupakan kombinasi itu semua, sehingga merupakan sistem. Itu memerlukan Gubernur yang kompeten, yg bukan hanya berwacana, tapi mampu merencanakan dan melaksanakan dalam waktu yg ditentukan. Itu yg selalu diucapkan Anies, tapi lagi-lagi hanya wacana," tulisnya.

Catatan Emmy Hafild itu lantas viral dan sudah dibagikan ratusan kali.

Sosok Emmy Hafild

Emmy Hafild merupakan aktivis lingkungan.

Hampir 34 tahun ia terjuan di dunia lingkungan hidup.

Beragam posisi ia raih. Dari Yayasan Indoenssia Hijau, Walhi, hingga direktur eksekutif greenpeace Asia Tenggara.

Kancah aktivitasnya tak hanya di kawasan Indonesia, ia juga aktif di greenpeace Asia tenggara. Atas kegigihannya dalam dunia lingkungan, Emmy diganjar sebagai Hero of The Planet oleh majalah Time karena upaya dalam kritiknya terhadap Freeport soal penambangan di Irian Jaya.

Sempat Naik ke Genteng Karena Rumah Terendam Banjir, Begini Kondisi Randy Pangalila dan Istri

Peruntungan Shio Hari Ini Jumat 3 Januari 2020, Tahun Babi Tanah Imlek 2660

PENDIDIKAN

SD Petumbukan, Sumatera Utara

SMP Petumbukan, Sumatera Utara

SMA Jakarta

Intitut Pertanian Bogor (IPB), 1982

Master dalam bidang Ilmu Lingkungan, Universitas Wisconsin, Madison, Amerika, 1994

KARIER

Koordinator Program Lapangan, Yayasan Indoenssia Hijau (1982-1984)

Koordinator Sekertariat Kerjasama Kelestarian Hutan Indonesia (Skephi), (1984-1988)

Koordinator Program untuk isu-isu khusus Walhi and Friends of the Earth Indonesia (1982-1995)

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( Walhi) (1996-1999)

Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara (-2015)

(*)

Ruben Onsu Bagi Makanan Untuk Korban Banjir Jakarta, Meski Ia Sedih 30 Kios Geprek Bensu Kena Banjir

Tagar Innalillahi, Banjir Jakarta 2020 dan Anies Trending Twitter Hari Ini

Tidak Tengok Kanan Kiri saat Menyeberang di Perempatan Barutikung Semarang, Pemotor Ditabrak Angkot

Berita Terkini