Wabah Virus Corona

Buntut Ilmuwan Perancis Sarankan Vaksin Corona Diuji Coba ke Orang Afrika, Kepala WHO Buat pengakuan

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

Buntut Ilmuwan Perancis Sarankan Vaksin Corona Diuji Coba ke Orang Afrika, Kepala WHO Buat pengakuan

TRIBUNJATENG.COM - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (8/4/2020) bahwa dirinya untuk pertama kali mendapat serangan pribadi.

Dilansir dari media Perancis AFP, serangan itu termasuk penghinaan rasial dan ancaman kematian selama wabah virus corona.

Menanggapi hal itu, Tedros menyatakan, "Saya tak peduli."

"Saya orang kulit hitam dan bangga. Saya tidak peduli disebut negro.

Penjelasan MUI Soal Hukum Tidak Salat Jumat 3 Kali Berturut-turut saat Ada Wabah

Benarkah Jika Merapi Meletus Abunya Akan Mematikan Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar Gunung Berapi

Promo Superindo 9-12 April 2020, Banyak Diskon di Akhir Pekan Cuma 3 Hari, Ini Daftarnya

Ganjar Pranowo Lega Lihat Data Arus Mudik Terbaru ke Jateng: Saya Ucapkan Terima Kasih

Ketika seluruh komunitas kulit hitam dihina, ketika Afrika dihina, maka saya tidak (bisa) menoleransi," kata Tedros.

Ungkapannya itu ternyata buntut dari saran dua ilmuwan Perancis yang menyatakan bahwa vaksin corona bisa diuji coba kepada orang-orang Afrika.

Pada pekan lalu, dua dokter di Perancis, Jean-Paul Mira dan Camille Locht, dikecam dan dianggap rasialis setelah mengusulkan agar tes vaksin virus corona dilakukan kepada orang-orang Afrika.

Pernyataan itu ditayangkan di kanal televisi LCI pada Rabu (1/4/2020).

Di program kanal televisi tersebut, diskusi yang dibahas seputar vaksin tuberkulosis BCG yang bisa digunakan untuk melawan virus bernama resmi Covid-19.

Dukungan untuk Tedros

Pada Rabu (8/4/2020) malam, Tedros me-retweet dukungan pribadi yang telah dia terima dari Uni Afrika serta presiden Afrika Selatan, Nigeria, dan Rwanda terkait pelecehan terhadapnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga memberikan dukungannya, dengan mengatakan bahwa ini bukan waktunya untuk mengkritik tanggapan awal terhadap wabah tersebut.

"Sekarang adalah waktu untuk bersatu bagi komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," kata Guteres dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, WHO dianggap terlalu khawatir ketika menghadapi epidemi H1N1 pada 2009 lalu.

Halaman
12

Berita Terkini