TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Sebagian orang rela mengorbankan iman demi mengejar dunia.
Tetapi kisah Ibnu Masngud (55), seorang mualaf dari Mojokerto Jawa Timur membuktikan, iman tak bisa dibayar dengan apapun di dunia.
Masngud adalah mantan pendeta di sebuah gereja ternama di Mojokerto Jawa Timur.
• Asap Hitam Terus Mengepul dari Rumah Kremasi, Jumlah Mayat yang Dikremasi dalam Sehari Mengejutkan
• Wanita Ini Tiba-tiba Sadar Ada di Dalam Pesawat Tujuan Surabaya, Histeris Saat Bangun Tidur
• Warga Ramai Menendangi Kepala 2 ABG Pembawa Golok Hingga Kritis Masuk UGD RSUD Demak
Gerejanya pernah dibom teroris hingga menewaskan seorang anggota Banser NU yang siaga mengamankan gereja.
Tapi ia selamat dari insiden itu karena buru-buru melarikan diri.
Tapi siapa sangka ia justru memeluk Islam kemudian.
Ia mendapat hidayah setelah melihat bintang berbentuk lafaz Allah di langit malam.
Hingga pria bernama asli Abraham Agus Setiono itu mengimani Islam.
Ia datang sendiri ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri untuk menyatakan keimanannya.
Hingga ia bertemu dengan almarhum KH Idris Marzuki, pengasuh Ponpes Lirboyo.
Sosok kyai karismatik itu seketika membuat tubuhnya gemetar.
Air matanya deras. Sang kiai merangkulnya hangat. D hadapannya ia berucap sahadat.
"Pas ucapkan kalimat sahadat sempat kesulitan, tapi juga bahagia,"katanya
KH Idris kemudian mengganti namanya dengan Ibnu Masngud (Mas'ud), artinya anak beruntung.
Masngud memang merasa sangat beruntung. Ia bersyukur memperoleh nikmat yang tiada tara, yakni iman kepada Allah.