TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Lembaga Survei Indikator Politik turut mengeluarkan survei pemilihan presiden.
Dalam survei, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyodok ke papan atas.
Kenaikan elektabilitas gubernur berambut putih itu melebihi kepala daerah lain semisal Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK); serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
• Putra Jokowi Gibran Batal Jadi Calon Wali Kota Solo Tunggal, Achmad Purnomo Ditolak PDIP Undur Diri
• Rugi 45 Miliar perbulan Setelah Bus Menganggur karena Corona, Primajasa Tetap Gaji Karyawan
• Wijayanto Sebut Propam Polda Jateng Harus Periksa Penyidik Polrestabes Semarang
• Kader Partai Tolak Mundur Lawan Anak Jokowi, Purnomo: Saya Terenyuh
Survei dilakukan melalui wawancara via sambungan telepon.
Wawancara menggunakan pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?
Menanggapi survei tersebut, Ganjar menuturkan hasil survei bisa dijadikan bahan diskusi.
Meskipun demikian, dirinya enggan menanggapi lebih dalam lantaran ada yang harus diberikan fokus lebih: penanganan virus corona di Jawa Tengah.
"Soal survei biar jadi diskusi, saya lagi konsentrasi menyiapkan segala hal terkait norma dan normal baru," kata Ganjar kepada Tribun Jateng, Senin (8/6/2020).
Kenaikan elektabilitas saat pandemi seperti sekarang ini dinilai ada kaitannya dengan strategi atau penanganan yang dilakukan objek survei.
Penanganan Covid-19 yang dilakukan Ganjar dinilai tepat dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Namun demikian, Ganjar menegaskan tidak tahu apa yang membuat elektabilitasnya naik dalam survei.
Ia pun tidak menampik karena penanganan corona yang dilakukan selama ini.
"Itu pun saya tidak pernah tahu."
"Rasanya tidak elok kalau saya mengomentari survei seperti itu."
"Karena soal Covid-19 dan dampaknya masih perlu perhatian."
"Buat saya ini yang utama," ujarnya.
Seperti diketahui, meskipun Jawa Tengah belum menerapkan normal baru, namun persiapan menuju kebijakan itu terus dilakukan.
Tak hanya edukasi, sejumlah pedoman atau norma dalam penerapan normal baru juga tengah disusun.
Pihaknya mengumpulkan seluruh kepala OPD bersama para pakar dan akademisi untuk membahas norma-norma yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan normal baru.
"Karena ada permintaan banyak soal normal baru, maka saat ini kami sedang menyusun norma barunya."
"Meski belum dilaksanakan, setidaknya norma baru yang kita siapkan ini bisa menjadi panduan agar nantinya pelaksanaan normal baru bisa lancar, tidak kelabakan," ucapnya.
Meski sedang menyusun norma sebagai panduan normal baru, namun Ganjar menegaskan belum semua daerah di Jateng akan diperbolehkan menerapkan normal baru dalam waktu dekat.
Beberapa daerah hijau sampai level bawah, dimungkinkan bisa menerapkan kebijakan itu.
Norma baru yang disiapkan nantinya akan diterapkan pada berbagai sektor.
Misalnya sektor peribadatan, perkantoran, industri, perdagangan, pendidikan dan pariwisata.
Beberapa daerah hijau yang akan menerapkan normal baru, diharuskan memegang pedoman norma baru yang disusun itu.
"Bentuknya nanti mungkin Instruksi Gubernur (Ingub), atau bisa juga nanti instruksi gugus tugas."
"Kami sedang susun, dalam waktu dekat segera kami umumkan," katanya.
Selain menyusun panduan norma baru, Ganjar juga meminta daerah mempersiapkan sejumlah sarana prasarana pendukung lainnya.
Misalnya, tenaga kesehatan, Puskesmas, layanan kesehatan lainnya.
(mam)
• Diserbu Telur dari Blitar, DKPPP Sebut Telur Bebek Asli Kota Tegal Lebih Berkualitas
• Kecelakaan Motor Vs Truk Tronton di Jalan Lingkar Ambarawa, Valentino Tewas Seketika
• Aktif di Masyarakat di Tengah Pandemi, 50 Anggota DPRD Kota Semarang Jalani Tes Swab
• Cara Unik Polisi Mancing Begal Motor Keluar Persembunyian, Bikin Tawaran Rujuk Palsu Mantan Istri