TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Rumah Sakit (RS) Aisyiyah Kabupaten Kudus kecewa tidak masuk usulan penerima insentif tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
Pasalnya RS Aisyiyah merupakan rumah sakit rujukan lini tiga, dan hanya rumah sakit lini satu dan dua yang diusulkan untuk memperoleh insentif melalui APBN itu.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 RS Aisyiyah Kudus, dr Agus Prasetyo menjelaskan, sudah melakukan pengajuan insentif untuk tenaga kesehatan sesuai anjuran pemerintah pusat.
• Lebih dari 3 Ribu Orang Indonesia, Vietnam dan Filipina Pindah Jadi Warga Negara Taiwan
• Gara-gara Ucapan Anang Hermansyah, Aurel Bersikap Begini ke Krisdayanti
• Lihat Polisi Diserang di Pinggir Jalan, Pria Ini Bukannya Bantu Malah Berfoto Selfie
• Pencairan Insentif Kartu Pra Kerja Lamban, Fitur Ganti Rekening Bermasalah, Ini Jawaban Admin
Kendati demikian, telah diputuskan hanya rumah sakit lini satu dan dua yang mendapatkan alokasi insentif dari APBN pada tanggal 4 Juni 2020 lalu.
"Ya kecewa hanya rumah sakit lini satu dan dua yang mendapatkan insentif dari APBN," jelas dia, Jumat (12/6/2020).
Agus menceritakan, biaya operasional untuk menangani kasus covid-19 tidaklah kecil. Dia menghitung, kira-kira biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 8 juta per hari.
Bahkan jika pasien datang dengan kondisi sesak nafas sehingga harus dipasangi ventilator, biayanya menjadi lebih tinggi.
"Begitu pasien masuk ruang isolasi, biayanya itu Rp 8 juta per hari. Baik itu PDP (pasien dalam pengawasan) atau pasien terkonfirmasi positif," ujar dia.
Agus menjelaskan, biaya itu berkaitan untuk alat pelindung diri (APD), gizi pasien, jasa dokter dan lain sebagainya.
Di tengah meningkatnya kasus positif covid-19 di Kabupaten Kudus, pihaknya memperkirakan kemampuan rumah sakit hanya bertahan sampai sebulan ke depan.
"Dengan tingginya kasus covid ini, bisa bertahan satu bulan ke depan ini saya tidak yakin. Karena APD-nya sudah menipis," jelas dia.
Sejak bulan Maret hingga 12 Juni 2020, total pasien yang ditangani RS Aisyiyah sedikitnya 30 orang. Adapun delapan di antaranya merupakan pasien terkonfirmasi positif covid-19.
Meskipun berat, kata dia, pihaknya memastikan akan tetap menerima pasien kasus covid-19.
"Kami akan tetap menerima pasien kasus covid yang datang ke rumah sakit dan memberikan layanan terbaik," ujar dia.
Dalam pelaksanaan layanan kesehatan di sana pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga jarak satu sama lain.