Berita Semarang

Rumah Deret Kampung Nelayan Tambakrejo Semarang Ditargetkan Rampung Desember 2020

Penulis: Eka Yulianti Fajlin
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja sedang membangun rumah deret untuk Kampung Nelayan Tambakrejo, Minggu (30/8/2020).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembangunan Kampung Nelayan Tambakrejo masih terus berjalan pasca dilakukan groundbreaking pada awal Juli lalu oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Pantauan Tribun Jateng, beberapa pekerja tengah menggarap pondasi rumah deret di lahan eks Kali Mati milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan, pembangunan Kampung Nelayan Tambakrejo merupakan satu-satunya proyek besar yang dikerjakan Disperkim di tengah pandemi Covid-19.

Sedang Tren PNS Wanita Punya Suami Lebih dari Satu, Ini Aturan & Penjelasan Menpan-RB

Chelsea Ingin Barter Kepa dengan Donnarumma, The Blues Punya Tawaran yang Tak Bisa Ditolak AC Milan

Cerita Warga saat Polsek Ciracas Dibakar, Dicegat Orang Bersenjata hingga Masuk Mako Kopassus

Heboh Pendaki Temukan 5 Tank MBT Penuh Amunisi di Bukit Golan Israel

Ada 97 unit rumah yang dibangun untuk menampung warga yang terdampak gusuran normalisasi banjir kanal timur (BKT).

"Lahan tersebut merupakan kali mati milik BBWS, tapi sudah dikerjasamakan selama lima tahun untuk dibangun rumah deret," terang Ali, Minggu (30/8/2020).

Ali membeberkan, pagu anggaran pembangunan Kampung Nelayan Tambakrejo sebesar Rp 10 miliar.

Setelah dilakukan lelang, pembangunan rumah deret menelan anggaran Rp 8,3 miliar.

Pembangunan ini ditergetkan rampung awal Desember mendatang.

Karena 97 rumah yang dibangun ini bersifat hunian sementara (huntara), sambung Ali, bangunan tersebut dibuat semi permanen.

Selain fisik rumah, beberapa fasilitas penunjang lainnya juga turut dipikirkan oleh Disperkim, semisal infrastruktur jalan, saluran air, kamar mandi.

"Meski huntara tapi fasilitas penunjang juga kami pikirkan agar mereka nyaman tinggal di sana.

Ada kamar mandi, jalan, saluran air," sebutnya.

Pihaknya belum memutuskan bagaimana mekanisme tinggal di rumah deret tersebut apakah bersifat gratis atau sewa seperti rumah susun sewa (rusunawa) milik pemerintah.

"Teknisnya seperti apa, kami belum tahu nanti. Kalau sewa yang jelas sewanya harus bisa terjangkau," ujarnya.

Adapun rencana pembangunan rusunawa nelayan yang berada tak jauh dari Kampung Tambakrejo yakni Kampung Bahari Tambaklorok, Ali menjelaskan, Pemkot sudah menyiapkan setplan.

Halaman
12

Berita Terkini