Ia mempertanyakan kesalahan yang dibuat Risma sehingga harus dihancurkan.
"Salah Bu Risma apa? Beliau bukan kontestan di Pilkada Surabaya?," kata Fuad.
Fuad juga mempertanyakan makna kata hancurkan dalam yel tersebut.
"Menghancurkan secara fisik atau menghancurkan program Bu Risma yang sudah 10 tahun dilalukan di Surabaya?", ujarnya.
Fuad enggan menduga lebih dalam makna kata itu. Ia menyerahkan penilaian kepada masyarakat.
"Biar masyarakat saja yang menilai, saya rasa warga Surabaya sudah cerdas memilah konten-konten kampanye yang baik," ucapnya.
Ketua Tim Pemenangan pasangan Eri Cahyadi-Armuji Adi Sutarwijono mengatakan, seluruh pihak yang terlibat di Pilkada Surabaya telah sepakat menandatangani pakta integritas menggelar kampanye damai.
"Tapi video itu, mengeksepresikan kebencian pada Bu Risma," katanya saat dikonfirmasi.
Ia berharap polisi turun tangan mengusut video yang berpotensi menebar kebencian itu.
"Video itu jelas menebar kebencian, saya harap ada tindakan dari polisi," terangnya.
Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Machfud Arifin-Mujiaman, Imam Syafii mengatakan, pihaknya tak mengetahui perihal video itu.
Ia juga tak bisa mendeteksi siapa saja yang ada di dalam video itu.
"Bisa juga setelah acara sapa warga, setelah selesai Pak Machfud-Mujiaman sudah meninggalkan lokasi, mereka melakukan apa-apa kan kami juga tidak tahu. Bisa juga inisiatif masyarakat," katanya.
Soal atribut yang digunakan, kata Imam, seitap simpatisan paslon nomor urut 2 mendapatkan kaos itu.
"Tapi kan pendukungnya banyak, kita tidak tahu satu per satu," jelasnya.