Penulis : Iwan Arifianto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - MT (17), warga Kecamatan Ngaliyan berstatus pelajar SMK di Kota Semarang memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri sembari video call mantan pacarnya.
Korban memilih akhiri hidup dengan tragis akibat tak terima diputus pacarnya berinisial SDW (17).
Kisah percintaan tragis tersebut memantik perhatian Psikolog Semarang, Probowatie Tjondronegoro.
Dia menilai korban nekat melakukan hal itu karena beberapa motif.
Di antaranya korban cinta berat terhadap pacarnya atau harga dirinya merasa tersinggung akibat diputus.
"Korban ingin menghukum pacarnya akibat diputus dengan video call agar disaksikan secara langsung oleh pacarnya," paparnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Tjahjo Kumolo Ultimatum PNS Radikal dan Korup di Kendal: Tak Loyal Ganti Saja!
Baca juga: Cek Tanggalnya! Penyaluran Bantuan Sosial Pangan di Karanganyar Akan Mulai Dilakukan Pekan Ini
Baca juga: Chord Kunci Gitar Hidupku Kan Damaikan Hatimu Caffeine
Dia menyebut, remaja kelas dua SMK jurusan Tekni Elektro Industri tersebut kondisi emosionalnya terganggu.
Pasalnya berani melakukan bunuh diri sambil melakukan video call.
Korban juga terkesan sudah merencanakan hal itu dengan menyiapkan tali dan memilih momentum saat rumahnya sepi tak ada anggota keluarga yang lain.
"Korban mengalami emosi yang luar biasa sehingga berani senekat itu," jelasnya.
Kejadian itu, lanjut Probo, seharusnya menjadi pelajaran bagi semua orangtua agar mencermati perubahan perilaku pada anak.
Jangan menganggap remeh ketika anak bilang akan bunuh diri.
Sebab dalam kejadian itu, korban sempat mengancam akan bunuh diri kepada ibunya akibat punya masalah dengan pacar.
Pastikan orangtua kondisi anak agar dia tak merasa sendirian.
Baca juga: Kecelakaan Lagi di Jalur Tengkorak Jalur Boja-Sumowono, Mobil Masuk Jurang
Baca juga: Ganjar Tak Tahu Ada Relawan Ganjarist untuk Pilpres 2024: Aku Ngurusi Covid Wae
Baca juga: FOKUS : Menyorot Kudus
"Orangtua jangan anggap remeh dan merasa paling tahu soal anak.
Orangtua harus asah peka ajak mereka mengobrol dan urai persoalan lalu bantu mereka atasi persoalan itu," terangnya.
Menurutnya, orang yang alami depresi dan hendak bunuh diri setidaknya memiliki ciri-ciri di antaranya gelisah, diajak komunikasi tak nyambung.
Berikutnya, secara emosional bisa sangat sedih atau sangat marah.
"Korban bisa juga pemarah sebaliknya bisa juga apatis.
Orangtua yang paling paham kondisinya," terangnya.
Dia berpesan, orangtua agar membangun komunikasi baik dengan anak.
Biarkan anak memiliki aktualisasi diri sesuai zamannya sejauh positif.
"Sekolah pertama adalah rumah.
Jika di rumah hangat anak tak akan perlu mencari sesuatu di luar.
Keluarga adalah pondasi," pesannya.
Baca juga: Dijanjikan Urus Perizinan Tak Berbelit-belit, DPRD Kendal Siap Pantau Mal Pelayanan Publik
Baca juga: Gelar Tes PAT Tatap Muka, Begini Prokes yang Di Lakukan oleh SDN Podosugih 1 Pekalongan
Baca juga: Orang-orang PDAM Kota Tegal Bermain Api Dana Bantuan Covid-19:Dugaan Korupsi Rp 500 Juta
Diberitakan sebelumnya, MTH (17) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya berlokasi di Kecamatan Ngaliyan.
Remaja kelas dua SMK ini nekat mengakhiri hidupnya gara-gara tak terima diputus gadis pujaan hatinya.
Aksi bunuh diri ini dilakukan sembari video call WhatsApp dengan pacarnya berinisial SDW, warga Kecamatan Tugu.
Korban gantung diri di ruang dapur bawah tangga rumahnya, Senin (31/5/2021) sekitar pukul 19.30 WIB.
Korban merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara.
Ketika kejadian korban sedang sendirian di rumah lantaran orang tua dan dua kakaknya sedang bepergian ke tempat kerabatnya di Kabupaten Kendal.
"Ibunya ini istilahnya juga ngerti kalau anaknya ini sudah sering mengancam kalau dia ada permasalahan dengan pacarnya, sering mengancam mau bunuh diri," kata Kapolsek Ngaliyan Kompol Christian Chrisye Lolowang.
Orang yang pertama di tempat kejadian gantung diri, yakni rekan korban bernama inisial AP, warga Ngaliyan.
AP mendapat kabar dari SDW yang memintanya memeriksa kondisi rumah korban.
"Awalnya korban dan pacarnya sedang video call yang isinya bahwa sang pacar ini ingin menyudahi hubungan asmaranya dengan korban.
Namun korban tidak mau dan mengancam akan melakukan bunuh diri dan telah mempersiapkan tali tambang," terang Kapolsek.
AP yang memeriksa kondisi rumah korban terkejut setelah masuk ke dalam rumah dan melihat korban sudah dalam posisi gantung diri menggunakan tali tambang warna biru tua.
Panjang tali sekira lima meter yang diikatkan di leher dan besi tangga ruang dapur.
Korban gantung diri hanya mengenakan celana pendek kolor.
"Rekan korban langsung masuk ke dalam rumah karena pintu tidak terkunci.
Setelah berada di dalam dan melihat korban sudah menggantung diri tidak bergerak," ungkapnya.
Melihat hal tersebut, rekan korban langsung keluar rumah dan berteriak meminta tolong kepada tetangga.
Pihak kepolisian yang mendapatkan laporan itu langsung menuju ke lokasi kejadian.
Baca juga: Chord Kunci Gitar Hidupku Kan Damaikan Hatimu Caffeine
Baca juga: Tak Banyak Komentar, Ini Kata Kyun Mi Ri Ibunda Lee Da In Soal Hubungan Putrinya dengan Lee Seung Gi
Baca juga: Gratis, SMK Negeri 1 Kedawung Sragen Kini Dilengkapi Asrama, Apa Syarat Masuknya?
Tim Inafis Polrestabes Semarang juga terjun ke lokasi untuk memastikan penyebab kematian korban.
"Kami juga sudah periksa saksi-saksi dan seluruh TKP.
Hasilnya tidak ditemukan tanda tanda Kekerasan atau penganiayaan di badan korban sehingga disimpulkan korban meninggal murni gantung diri," ujarnya.
Pihak keluarga juga menerima kejadian sebagai musibah sehingga korban tidak dibawa ke rumah sakit dan korban langsung dimakamkan. (*)