Penulis: Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG. COM, BANJARNEGARA - Sejumlah petani di Kabupaten Banjarnegara mulai melirik usaha pertanian Pisang Kirana.
Bisnis pisang mungil dengan warna kuning terang ini dinilai masih memiliki prospek yang menjanjikan.
Di kebun Pisang Kirana Desa Kaliurip, Kecamatan Madukara, sang pemilik, Ahmad Solihin bersama Irhamto, petani asal Dieng Banjarnegara tampak semringah.
Mereka telah menikmati hasil dari panen perdana pisang usai 9 bulan ditanam, beberapa bulan lalu.
Setiap tandan pisang dari setiap pohon mampu terjual rata-rata Rp 40 ribu.
Kini, mereka tengah menanti panen selanjutnya.
Sebagian pohon pisang di kebun itu mulai berbuah dan menunggu tua untuk dipetik kembali.
"Panen perdana hasilnya bagus, " katanya, Rabu (2/6/2021)
Baca juga: Kenapa Sinetron Zahra Dihujat Dituduh Kampanyekan Pedofilia, Ini tanggapan KPI
Baca juga: Sinopsis Drakor Hotel Del Luna Dibintangi IU dan Yeo Jin Goo, Tayang di NET Mulai Besok Kamis 3 Juni
Baca juga: Kemendag Berkomitmen Revitalisasi Pasar Badog Purbalingga di Tahun 2022
Baca juga: Hari Tanpa Tembakau, Kilang Pertamina Cilacap Tukar Rokok dengan Paket Sehat
Keuntungan berbisnis Pisang Kirana memang semanis buahnya.
Tentu, untuk menikmati hasil ini, mereka sudah melalui perjuangan dan kerja keras.
Solihin mengaku sempat berspekulasi menanam bibit pisang di lahannya.
Wajar, pisang jenis ini belum begitu familiar di kalangan petani di daerahnya.
Ia dan kebanyakan petani lain di Kecamatan Madukara selama ini hanya menanam salak sebagai komoditas andalan.
Untuk mengubah kebiasaan tanam itu tentu tak mudah.
Tetapi Solihin optimistis usaha barunya itu tak kalah menjanjikan.
Hingga ia memutuskan membabat kebun salaknya, lalu menggantinya dengan bibit Pisang Kirana.
"Awalnya hanya spekulasi. Karena bertani salak sudah tidak menguntungkan, " katanya.
Baca juga: Hari Tanpa Tembakau, Kilang Pertamina Cilacap Tukar Rokok dengan Paket Sehat
Baca juga: Lagi Satu Pemain Timnas Indonesia Dipulangkan ke Tanah Air Akibat Indispliner, Inilah Dia
Baca juga: Jeritan Minta Tolong Jam 2 Pagi Sebelum Mayat Remaja Putri Ditemukan: Termutilasi, Tubuh Terbakar
Baca juga: Video ODGJ Serang Pengguna Jalan Imam Bonjol Semarang Pakai Batu
Bukan hanya alasan ekonomi, Solihin prihatin kondisi sumber mata air di wilayahnya yang hilang.
Ia menduga kondisi itu karena masifnya tanaman salak yang memiliki karakter mirip Sawit, yakni rakus air.
Dengan menanam Pisang, ia berharap kondisi tanah di lahannya kembali pulih atau basah kembali.
Petani dari Desa Karangtengah Kecamatan Batur Irhamto mengatakan, pihaknya telah menanam sekitar 7000 bibit pisang yang tersebar di sejumlah wilayah atau kecamatan.
Pihaknya tak kebingungan untuk menjual hasil panen meski produk itu belum familiar di Banjarnegara.
Tak perlu jauh-jauh menjual ke luar kota, produk itu ternyata cukup diminati masyarakat lokal.
Nyatanya, produk pisang yang dijual pihaknya mampu terserap pasar lokal.
Irhamto pun semakin optimis usaha ini masih memiliki prospek yang cerah.
"Kami jual langsung, dibawa keliling desa, "katanya
Ia pun mengakui usahanya tak semata untuk mengejar keuntungan ekonomi.
Ia prihatin, petani salak akhir-akhir ini kerap merugi karena produktifitas lahan menurun karena umur pohon terlalu tua.
Di samping itu, harga salak juga sering tak bersahabat sehingga membuat petani merugi.
Menanam pisang bisa jadi solusi untuk permasalahan ini.
Tetapi ia tak berharap semua lahan salak petani diganti untuk ditanami bibit pisang.
Ini untuk mencegah over stock sehingga bisa menjatuhkan harga pisang saat terjadi panen raya serentak.
Ia mengandaikan, jika ada 400 pohon salak di lahan petani, 100 di antaranya bisa ditebang untuk diganti tanaman pisang.
Ini pula yang menjadi kelebihan tanaman pisang.
Ia bisa menjadi tanaman sela di luar tanaman pokok yang diusahakan petani.
Selain mendapat hasil tambahan ketika pisang berbuah, petani juga bisa memulihkan kondisi lahannya yang kering karena masifnya tanaman salak.
Baca juga: Tak Pernah Kapok, Sudah Tiga Kali Masuk Bui, Polres Purbalingga Tangkap Lagi Residivis Kasus Narkoba
Baca juga: 189 Tenaga Kesehatan di Kudus Positif Corona, Hartopo: Nakes Jangan Terlalu Capek
Baca juga: Pengakuan Menggelikan Pelaku Si Kolor Ijo, Tidak Perlu Mantra-mantra untuk Beraksi Hanya Minum Ini
Sebab pisang merupakan tanaman yang mampu mengikat air dengan sangat baik.
"Bisa ditanam di sela-sela tanaman pokok. Pisang juga mudah regenerasi, tidak seperti salak, " katanya
Kini, selain menjual buah, pihaknya juga berhasil mengembangkan bibit Pisang Kirana untuk dijual ke masyarakat luas. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :