Baca tanpa iklan
Ketiga, terkait dengan sekolah. Pada pendekatan ini, sekolah menyiapkan fasilitas yang mendukung pengarusutamaan penelitian, seperti yang krusial adalah perpustakaan dan laboratorium (Lab). Perspustakaan yang menjadi jantungnya referensi penelitian harus memiliki koleksi literatur yang cukup, baik itu pustaka cetak maupun digital.
Sedangkan untuk Lab, sebaiknya dapat dikategorikan secara spesifik. Contohnya dalam bidang IPA, yaitu Lab Fisika, Kimia, dan Biologi, bukan sebatas Lab IPA. Pengelompokan semacam itu terkait dengan sarana (alat, bahan, dan media) penunjang dalam Lab yang akan lebih representatif sesuai dengan karakteristik keilmuan masing-masing.
Berikutnya, riset juga membutuhkan dana. Oleh sebab itu, sekolah diharapkan mampu mendanai proposal-proposal riset mandiri terpilih. Idelanya, dana tersebut dianggarkan melalui RAPB Sekolah, tetapi juga bisa berasal dari sponsor eksternal, dana usaha, atau mekanisme urun dana kolektif (crowdfunding) yang dilakukan warga sekolah. Terakhir, penelitian akan sulit berjalan tanpa adanya kolaborasi. (*)
Baca juga: Hotline Semarang : Batas Operasional Hiburan Malam hingga Jam Berapa?
Baca juga: Jadwal Bioskop Kota Semarang Selasa 15 Juni 2021, Conjuring dan Cruella Masih Tayang
Baca juga: 5 Wanita yang Dibooking Sekda Nias Utara di Tempat Karaoke hingga Pesta Narkoba
Baca juga: Pemprov Jateng Pantau Prokes Perusahaan Padat Karya di Zona Merah