Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih sangat minim.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X pun menilai, jika lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi faktor utamanya disebabkan oleh wisatawan.
Sultan mengatakan sebelumnya juga banyak orang-orang yang ingin masuk ke tempat wisata Parangtritis hingga menyebabkan antrean.
Akibatnya kondisi tersebut menyebabkan terjadinya banyak klaster penularan Covid-19.
"Pelonggaran naik tapi rate relatif kecil. Setelah Kamis wisata itu masih. Seminggu berikutnya, itu orang mau masuk Parangtritis antre."
"Itu yang naiknya besar, karena dengan kondisi itu ternyata terjadi banyak klaster," kata Sultan dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (21/6/2021).
Lebih lanjut Sultan menuturkan, bahwa pihaknya hanya bisa membuat kebijakan.
Demi mengkonsolidasikan potensi penularan dan kesehatan masyarakat.
Namun jika masyarakat masih saja menganggap enteng soal Covid-19 ini, Sultan mengaku akan kesulitan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
"Kita bisanya hanya membuat kebijakan, berbuat sesuatu untuk mengkonsolidasikan potensi dan kesehatan masyarakatnya."
"Tapi kalau masyarakat sendiri menganggap enteng, kita akan kesulitan untuk mencegah terjadinya penularan," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sri Sultan HB X Putuskan Jogja Tak Jadi Lockdown, Sebut Tak Kuat Biayai Semua Rakyat DIY