TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia tak terlepas dari cepatnya penularan virus varian delta yang dipercaya lebih mudah menular.
Menurut beberapa pakar, gejalanya mirip dengan virus influenza, yakni badan terasa nyeri, pusing, lemas, demam, pilek, batuk, dan diare.
Hal itu pun pernah dirasakan oleh Riski Riyanti, ketika pertama kali terserang virus covid-19. Dirinya mengaku tidak pernah menyangka apa yang dirasakannya ternyata gejala dari varian virus delta.
"Saat itu badan rasanya lemas dan panas dingin. Mulai enggak enak badan hari Kamis (24/6). Aku pikir hanya meriang biasa. Hari Jumat pagi badan masih enggak papa, maka tak paksain berangkat kerja. Tapi kok lama-lama makin enggak karuan rasanya," terangnya.
Kemudian pada hari Sabtu (26/6) Riski memutuskan untuk izin tidak berangkat kerja. Karena dia merasakan badannya demam tinggi, mulai nyeri, dan lemas.
"Sabtu aku izin enggak berangkat. Sempat minta tolong teman kos juga untuk dikerokin. Karena pikirku hanya demam biasa. Bisa juga karena kecapekan. Hari Minggunya badan mulai membaik walaupun masih agak lemas. Aku pikir bakalan cepet sembuh, habis tak minumin obat demam yang kubeli di apotek," ucapnya.
Badan Lemas
Karena sudah merasa baikan, hari Senin Riski memutuskan untuk berangkat kerja. Namun menjelang siang, dirinya merasa ada yang aneh dengan kondisi badan. Lantas dia pun memutuskan untuk izin pulang lebih awal karena sudah merasa tidak kuat.
"Badan rasanya enggak karuan. Lemas dan tenggorokan sakit. Padahal sehari sebelumnya sudah tidak demam, tapi hari itu aku demam lagi. Kemudian hari Rabu aku diberi alat swab oleh kantor untuk cek untuk memastikan hanya demam biasa atau terpapar covid-19," bebernya.
Riski kaget ketika mengetahui hasilnya jika ternyata dia terkonfirmasi positif covid-19 setelah melihat dua garis merah. Semula ia sempat merasa panik karena sempat melakukan kontak dengan teman kosnya.
"Kaget lah lihat hasilnya ternyata positif. Akhirnya aku tetap isoman di kos," kata perempuan asli Kabupaten Kendal ini.
Dia bersyukur selama menjalani isoman di kos ada orang-orang baik yang membantu memberikan kebutuhannya. Baik makanan maupun obat-obatan. Karena dirinya pun juga baru satu bulan tinggal di Kota Semarang, sehingga tidak tahu apotek terdekat. Riski Sempat anosmia sejak 1 Juli.
"Tapi setiap hari hidung kuolesin minyak kayu putih. Terapi uap juga. Setiap hari juga rutin minum ramuan jahe, lemon, dan madu," ceritanya. Tanggal 10 Juli akhirnya swab lagi dan hasilnya negatif.
Riski mengaku selama isoman tidak berkonsultasi dengan dokter. Melainkan ia hanya mengandalkan resep yang diberikan oleh teman dan orangtua.
Ia pun juga tidak merasakan ada efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsinya.
"Alhamdulillah tidak ada. Obat yang aku konsumsi ya hanya obat batuk dan demam biasa yang ada di apotek. Sekarang aku jadi benar-benar percaya jika covid itu ada," kata Riski.
Minum Air Putih Hangat
Ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) PC Kota Semarang, apt. Sri Suwarni., M.Sc menilai fenomena yang terjadi saat ini adalah tidak ada lagi cluster untuk yang terpapar covid 19 varian baru atau lama, pada kenyataannya semua kalangan banyak sekali yang terpapar.
Keluarga, kampung, kantor, pasar dan komunitas menjadi tempat penyebarannya. Virus covid 19 varian baru saat ini memang mudah menular.
Bisa saja sebagian orang tanpa gejala. Tapi di hari ke tiga gejala itu akan tetap muncul, saat hilang indra perasa penciuman, demam, kurang nafsu makan, sesak nafas dan batuk.
Dijelaskannya, langkah pertama setelah merasakan gejala ringan atau sedang adalah segera isolasi mandiri, memisahkan diri dari keluarga dan masyarakat sehingga virusnya tidak menyebar. Isolasi mandiri yang benar adalah di ruangan terpisah, kamar mandi dalam. Berkomunikasi dengan keluarga bisa melalui handphone.
Sesak Nafas
Sesak nafas yang dialami oleh orang terpapar dapat jadi muncul tiba-tiba maka harus selalu dipantau oleh keluarga.
Pada hari keempat hingga kelima gejala lemah akan semakin terasa, batasi aktifitas berlebihan karena akan terdapat resiko jatuh. Berjemur dan konsumsi vitamin tetap harus dilakukan. Obat dari dokter wajib diminum sesuai dengan aturan pakai yang telah diberikan.
"Hindari kombinasi berlebihan dengan ramu-ramuan lainnya karena jumlah obat yang dikonsumsi cukup banyak sehingga dapat memungkinkannya timbul reaksi yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh reaksi tubuh individu berbeda-beda," ujarnya.
Konsultasi dengan Dokter secara online ataupun tenaga kesehatan lainnya dapat dilakukan untuk mendapatkan saran berkaitan dengan kondisi orang yang terpapar. (tim)
Baca juga: Ini Dia dr Lois Owien yang Tak Percaya Covid-19, Ditangkap Polisi karena Pernyataan Kontroversialnya
Baca juga: Ganjar Ungkap Cara Mendapat Obat Gratis Dari Pemerintah untuk Para Isoman
Baca juga: Pengikut Habib Rizieq Ngamuk, 3 Mobil Polisi Dirusak, Kantor Kejari Tasikmalaya Dilempari Batu
Baca juga: BERITA LENGKAP : Alasan Pemerintah Tunda Vaksinasi Berbayar Individu dan Draf Biaya Lengkapnya