Berita Batang

Pohon Gaharu Menyimpan Berbagai Manfaat dan Potensi Investasi Yang Menjanjikan 

Penulis: dina indriani
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegiat Gaharu asal Blitar Jawa Timur, Dewi Fortuna bersama petani desa Sempu kecamatan Limpung kabupaten Batang melakukan inokulasi.

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Sudah ada ratusan petani di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang saat ini mengembangkan komoditas pertanian pohon gaharu.

Para petani mulai tertarik dengan potensi yang ada pada pohon gaharu.

Gaharu sendiri bisa dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek maupun panjang.

Selain punya potensi ekonomi, gaharu juga punya manfaat sebagai pohon lindung dan mendukung daerah serapan air. 

Pegiat Gaharu dari Madam Oud Blitar, Dewi Fortuna mengatakan pohon gaharu mempunyai peluang investasi yang cukup bagus untuk masa depan.

"Mulai dari investasi jangka pendek maupun jangka panjang, selain itu pohon gaharu juga ditanam dengan sistem tumpang sari, sehingga bisa disandingkan dengan tanaman lainnya, seperti jambu, mangga ataupun durian," ujarnua kepada Tribunjateng.com, usai Talkshow di Pekan Raya Batang, Jumat (2/9/2022). 

Lebih lanjut, kata dia pohon gaharu bisa dipanen secara tuntas saat berumur 10 tahun.

Meski begitu, untuk pemanfaatan jangka pendek, petani bisa mengolah daun ataupun rantingnya menjadi minyak atsiri saat sudah berusia sekitar 2,5 tahun pasca tanam, dan nantinya buahnya juga bisa diolah menjadi kopi. 

"Jangka pendeknya tentu sebagai penghijauan, dan setelah 2,5 tahun bisa mulai dimanfaatkan daun dan rantingnya.

Kemudian dipanen raya tebang tuntas di usia 10 tahun bisa diolah atau dijual kayunya menjadi aneka produk," jelasnya.

Adapun produk gaharu yang bisa dihasilkan pun bermacam-macam mulai dari dupa, minyak, sabun, teh, kopi dan aneka produk lainnya

Untuk produk yang dipasarkan mulai dengan harga Rp 25 Ribu hingga jutaan rupiah. 

"Pangsa pasarnya di Indonesia ini cukup potensial, Indonesia banyak pondok pesantren yang tahu gaharu, kemudian sabun yang terbuat dari gaharu ini merupakan produk organik sehingga produknya aman dan di Indonesia juga banyak digunakan untuk ritual-ritual," ujarnya. 

Pihaknya juga turut mensupport petani lokal Batang yang menanam pohon gaharu khususnya terkait pengolahan dan pemasaran produk gaharu. 

"Hampir dua tahun kami kenalkan ke Batang, proses panen bisa sekitar lima tahun, memang selama ini kami produksi di Blitar tetapi dari Blitar sendiri, kami tidak menutup kemungkinan untuk memberi edukasi ke petani di Batang, sebagai upaya pendampingan," tandasnya.

Kegiatan talkshow ini juga dihadiri Kasi Rehabilitasi dan Konservasi SDA, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV DLHK Provinsi Jateng, Triwibowo.

Ia menyebut jika gaharu tak hanya punya peluang ekonomi, tetapi juga memiliki fungsi lindung. 

Dimana selama dimanfaatkan daun dan rantingnya, pohon gaharu masih dimanfaatkan sebagai pohon lindung. 

"Gaharu sudah mulaiditanam dan sudah ada produksi di sini jadi tak hanya cocok ditanam di Batang tapi juga di Pekalongan dan Kendal,"  imbuhnya. 

Bagi masyarakat yang menginginkan bibit tanaman, termasuk gaharu, bisa mengajukan proposal ke dinas.

Meski begitu ia mengimbau masyarakat untuk tidak latah saat membudidayakan komoditas baru. 

"Harapannya masyarakat bisa bijak, jangan sampai latah, ketika pada tanam gaharu, nanti nanam semua harus dibentuk semacam klasterisasi atau kelompok-kelompok, sehingga lebih terkoordinasi agar dampaknya ketika panen semua, harga jualnya tidak jatuh," pungkasnya.(din)

Baca juga: Pelaku Perusakan Kafe Keluarga Abidzar Minta Maaf, Jelaskan Tindakannya Tak Berhubungan dengan IMI

Baca juga: Video Detik-detik Puluhan Karyawan Pabrik di Purbalingga Kesurupan Massal

Baca juga: PT BPE Copot Direktur Operasional, Begini Sebabnya

Baca juga: LPSK Datangi Kejari Pekalongan, Tanggapi Laporan Teror Saksi Tagihan Fiktif Pelabuhan PLTU Batang 

Berita Terkini