TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dispertan Kabupaten Kudus menargetkan penyuntikan vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) 200 dosis pada sapi perah rampung dalam 2 pekan.
Terhitung sejak penyuntikan pertama 80 dosis pada 25 Januari 2023.
Sub Koordinator Produksi dan Kesehatan Hewan Dispertan Kabupaten Kudus, Sidi Pramono mengatakan, untuk mengejar target tersebut, perlu dilakukan percepatan vaksinasi di setiap peternakan sapi perah.
Sehingga perlu dukungan dari para peternak dalam rangka menyukseskan program penanggulangan penyakit LSD.
Baca juga: Lahan Mulai Diukur, Tiap Petak Luasnya 3x3 Meter, Rencana Relokasi Pedagang Pasar Bitingan Kudus
"Kami lakukan vaksinasi dengan target 60 dosis."
"Di antaranya menyasar 29 sapi di Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu," terangnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (1/2/2023).
Sidi mengatakan, pihaknya sudah meminta tambahan alokasi vaksin LSD kepada pemerintah provinsi hingga 6.000 dosis.
Dengan harapan, sebagian besar populasi sapi dan kerbau di Kota Kretek terlindungi dari paparan LSD.
"Saat ini memang belum ada temuan LSD di Kudus."
"Namun, kami sempat curiga terhadap gejala yang dialami 8 kerbau beberapa waktu lalu."
"Sudah diambil sampelnya dan hasilnya negatif," jelas dia.
Pihaknya berharap, para peternak sapi dan kerbau lebih berhati-hati dalam membeli ternak dari luar kota.
Selain itu, peternak juga diimbau agar meningkatkan kebersihan kandang dan badan sapi setiap harinya.
Hal itu agar lingkungan tempat tinggal ternak dalam keadaan bersih dan nyaman.
"Kami juga laksanakan vaksinasi PMK."
"Selain LSD, kerbau dan sapi sehat juga harus mendapatkan vaksin PMK," ujarnya.
Baca juga: TANGGAPAN Bea Cukai Kudus Soal Rokok Dari Daun Talas
Kepala UPTD Puskeswan dan RPH Kabupaten Kudus, Anton Cahyono menambahkan, sapi perah menjadi sasaran pertama vaksinasi LSD karena memiliki intensitas tinggal menetap lebih lama.
Selain itu, lanjut dia, sapi perah rentan terinfeksi virus yang nantinya bisa menurunkan produksi susu sampai 25 persen sehingga perlu diantisipasi.
"Vaksin LSD ini sebagai upaya pencegahan, bukan pengobatan."
"Kalau sapi perah terinveksi LSD, nafsu makan dan daya tahan tubuh sapi akan menurun, sehingga produksi susu juga berkurang," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (1/2/2023).
Dia berharap, pelaksanaan vaksinasi LSD bisa menjadi stimulus bagi para peternak agar mau menyukseskan program pemerintah.
Pihaknya memastikan bahwa vaksinasi tidak terlalu berdampak pada kesehatan hewan ternak, sehingga tidak perlu khawatir berlebihan.
Kades Garung Lor, Siti Rofiah mengatakan, ada sekira 20 peternak di wilayah Desa Garung Lor.
Di antaranya adalah peternak sapi, kerbau, dan kambing atau domba.
Baca juga: Pemdes Karangbener Kudus Tambal Jalan Rusak Penghubung Bae dan Dawe
Dia berharap, program vaksinasi LSD ini bisa mencegah dampak buruk bagi keberlangsung hewan ternak di Kabupaten Kudus.
"Vaksinasi ini upaya antisipasi, kami dukung."
"Harapannya ke depan seminimal mungkin dilakukan pencegahan, jangan sampai jadi beban," tuturnya.
Seorang peternak, Zaenal Abidin menyampaikan, ada 29 sapi perah yang diternaknya di dalam dua kandang.
Saat ini, lanjut dia, semua sapinya dalam keadaan sehat, sehingga bisa disuntik vaksin LSD.
Dia berharap, ternaknya terhindar dari paparan LSD agar produksi susu sapinya tetap terjaga.
"Yang paling utama adalah kebersihan lingkungan, kebersihan badan peternak, kami mandikan dua kali dalam sehari."
"Kami jaga asupan makanan yang dimakan untuk menunjang daya tahan tubuh ternak."
"Seperti ampas tahu, konsentrat, bekatul, rumput gajah, dan suplemen," jelasnya. (*)
Baca juga: Cegah Stunting, Pemkab Tegal dan Tanoto Foundation Tingkatkan Kualitas Pengasuhan Anak Usia Dini
Baca juga: Peluang Golkar Bergabung ke Koalisi Perubahan Dinilai Lebih Besar
Baca juga: Nasdem Kunjungi Golkar, Airlangga Sebut Surya Paloh Pulang ke Rumah
Baca juga: Kenaikan Harga Beras Hingga Rokok Kretek Filter Picu Inflasi Jateng 0,32 Persen Januari 2023