TRIBUNJATENG.COM, KARAWANG - Macan tutul beberapa kali terekam kamera jebak mendekati perkampungan di Karawang, Jawa Barat.
Persisnya di Kampung Bakan Situ, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru.
Eka Mahardi, Koordinator Mitra Ranger wilayah Mekarbuana menyebut, warga lereng Pegunungan Sanggabuana tersebut was-was.
Baca juga: Berkeliaran di Desa Tempur, Macan Tutul Diduga Terkam 7 Ekor Kambing di Jepara
Sebab, macan mendekati perkampungan usai anak kucing hutan atau meong congkok tersebut diambil dari hutan bambu habitatnya beberapa waktu lalu.
Beberapa warga, sambung dia, masih menganggap anakan kucing hutan tersebut adalah anak macan tutul.
Sedangkan induk macan tutul yang beberapa kali mendekati perkampungan marah dan akan mengambil anaknya kembali.
Warga yang ketakutan kemudian melapor ke Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) yang sebelumnya mengevakuasi dua anak kucing hutan tersebut.
Seperti diketahui, akhir Januari 2023, beberapa warga yang menebang bambu di sekitar Gunung Jayanti di Pegunungan Sanggabuana menebang rumpun bambu yang merupakan rumah dari kucing hutan.
Dari rumpun bambu tersebut kemudian ditemukan dua ekor anak kucing hutan yang ditinggal induknya karena bambunya ditebang masyarakat.
Dua ekor anak kucing hutan yang diambil warga ini kemudian dievakuasi Ranger Sanggabuana.
Mitra Ranger wilayah Mekarbuana yang menerima laporan munculnya macan tutul jawa ini, sambung Eka, melakukan ground check, mengumpulkan data jejak, dan laporan warga sekitar.
Sambil mengumpulkan keterangan dan jejak, Eka mengedukasi dan mengimbau warga agar tidak menyerang atau memburu macan tutul atau macan kumbang yang turun ke perkampungan.
“Tapi alhamdulillah tidak ada ternak yang diambil sama macan tutul," kata Eka dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Karena keterangan warga tidak jelas pola tubuh karnivora yang muncul, kemudian Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menurunkan tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SCF) bersama mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Nasional untuk memasang kamera trap di beberapa titik lintasan karnivora di hutan Pegunungan Sanggabuana.
Solihin Fu’adi, Direktur Eksekutif SCF mengatakan, beberapa unit kamera trap dipasang di hutan.