Berita Jateng

Dilema Pedagang Pakaian Thrift, Harus Relakan Potensi Omzet Puluhan Juta Setelah Dilarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Namun, bagaimanapun kata dia, ia ingin tetap mematuhi aturan dan saat ini memilih untuk tidak melakukan jualan live karena khawatir akunnya di-banned.

"Menyayangkan sekali, karena orang menengah ke bawah itu kapan lagi bisa pakai baju branded. Kalau bagi saya yang jualan, juga membantu sekali bisa jualan sambil jadi ibu rumah tangga."

"Saya sudah libur tidak jualan dua hari. Sudah ditanya (warganet) kenapa tidak live? Saya tidak live dulu untuk lebih cari aman dan kebetulan sedang ada acara juga. Soalnya dulu pernah kena banned gitu waktu sedang ramai-ramainya," ungkapnya.

Sementara itu, di tengah adanya larangan ini Puput mengaku ingin menghabiskan stok pakaian thrift miliknya.

Setelah itu, ia berniat untuk berjualan baju baru.

"Sebenarnya kalau tidak ada larangan pakaian thrift, Ramadhan tetap jalan terus. Itu pasti karena mereka (konsumen) cari terus, bahkan ada yang sudah request buat saya live sebelum atau sesudah sahur).

Cuma ada (larangan) seperti ini, (usaha) tiarap dulu. Paling yang mau saja datang ke rumah.

Rencana saya, kalau memang benar-benar thrift itu dilarang ya sudah saya obral baju thrift dulu lalu beralih jualan baju baru sambil sekarang cari-cari link.

Tapi ya itu, memang kalau jualan terutama di sosial media seperti saya ini harus fokus lagi, karena algoritma Tiktok nanti berubah lagi karena pasar sebelumnya orang-orang itu (pembeli pakaian thrift)," imbuhnya. (idy)

Baca juga: Terima Penghargaan dari KPK, Sekda Jepara: Ini Momentum Intropeksi Diri

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Besok Rabu 20 Maret 2023, Virgo Gunakan Daya Tarikmu

Baca juga: Wisata Budaya Guci Tegal Menarik Perhatian Warga, Ada Tarian Eling-eling Sampai Janturan Monyet 

Baca juga: MERIAH! Ribuan Warga Semarang Berebut 10 Ribu Roti Ganjel Rel Yang Dibagikan Gratis

Berita Terkini