Bahkan karena kurangnya kontrol orang tua, siswa kadang bermain game sampai larut malam. Dampaknya terasa ketika sekolah mulai diizinkan pembelajaran secara tatapmuka. Siswa cenderung menurun disiplinnya serta memiliki semangat belajar yang rendah. Setiap hari siswa masih saja ada yang terlambat dengan alasan karena bangun siang.
Ketika beberapa siswa ditanya, mereka menjawab lebih suka bermain atau belajar dengan gadget daripada belajar tatap muka. Dari beberapa siswa yang disurvey ternyata 57 persen memilih bermain gadget sepanjang hari (lebih dari 4 jam), 22 % memilih bermain gadget setelah pulang sekolah dengan waktu (2-3 jam), dan 21 % memilih bermain gadget setelah belajar (0-1jam).
Dengan kondisi tersebut, maka sekolah sebagai salah satu sekolah penggerak memiliki tantangan yang harus bisa mewujudkan merdeka belajar dengan Profil Pelajar Pancasila serta karakter Oh Darling (Orng Hebat Sadar Lingkungan) dan OK Darsi (Orang Keren Sadar Prestasi).
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam mewujudakn merdeka belajar, antara lain sekolah harus mampu untuk menerapkan kinerja yang smart dalam pembelajaran. Semua guru mau tak mau, suka tidak suka harus menguasai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) agar dapat mengimplementasikan merdeka belajar dengan literasi digital.
Semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran hendaknya mampu melayani siswa dengan perlakukan yang berdiferensiasi agar merdeka belajar terwujud. Guru harus inovatif dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mampu melayani kebutuhan, potensi, perbedaan siswa.
Pembelajaran dituntut untuk bisa melayani pembelajaran berdasarkan potensi dan keinginan individu serta lingkungan agar mencapai tujuan yang maksimal. Menurut pembaca, apa yang harus dilakukan sekolah?
Dari tantangan itu, sekolah perlu mencari solusi agar siswa fokus belajar lagi, baik memanfaatkan gadget ataupun tidak. Sekolah harus bisa membuat siswa belajar dengan aktif dan semangat lagi yang menunjukkan Merdeka Belajar dengan profil pelajar Pancasila.
Gadget dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran secara bervariasi agar siswa antusias dalam pembelajaran yang menunjang literasi digital. Oleh karena itu, dipilih solusi Koinviyou (Kolaborasi dan Inovasi Video Youtube) sebagai salah satu alaternatif untuk mewujudkan merdeka belajar dengan Profil Pelajar Pancasila.
Koinviyou ini merupakan alternative dalam mewujudkan merdeka belajar yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah dalam mengelola pembelajaran di sekolah agar berjalan lancar sesuai harapan dan projek Pelajar Pancasila terlaksana, dengan berbagai inovasi guru yang mempraktekkan merdeka belajar di sekolah yang didukung oleh adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dengan Koinviyou ini diharapkan pembelajaran lebih menarik, dapat meningkatkan semangat belajar siswa, literasi digital terwujud dengan baik, menanamkan karakter profil pelajar Pancasila, dan tujuan yang diharapkan tercapai sesuai dengan capaian pembelajaran. Dengan Koinviyou diharapkan juga dapat mewujudkan karakter Oh Darling (Orang Hebat Sadar Lingkungan) dan OK Darsi (Orang Keren Sadar Prestasi).
Aktivitas
Aktivitas yang dilaksanakan dalam menerapkan merdeka belajar dengan Koinviyou untuk dapat mewujudkan merdeka belajar dengan karakter Oh Darling dan OK Dasrsi ini, dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, eveluasi, dan tindak lanjut. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran utama untuk dapat mengelola sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan dengan kepala sekolah dengan tim pengembang sekolah berkoordinasi antara pihak sekolah, komite sekolah, paguyuban sekolah, fasilitator ahli yang mendampingi program sekolah penggerak, serta pengawas sekolah untuk menentukan kesepakatan tata cara penerapan Koinviyou untuk mewujudkan Merdeka Belajar.