TRIBUNJATENG.COM - Kasus kematian siswa kelas 8 SMP Athirah Makassar berinisial BNY (15) masih menyisakan tanda tanya.
Remaja itu dilaporkan tewas dengan dugaan bunuh diri pada Rabu (24/5/2023) pagi.
Jasadnya ditemukan di lapangan voli sekolah dalam keadaan sudah tidak bernyawa usai diduga melompat dari lantai 8 gedung sekolah.
Baca juga: Siswa SMP Anak Pejabat Tewas Jatuh dari Lantai 8 Sekolah, Terekam CCTV Masuk Lift Seorang Diri
Adapun, korban adalah anak dari Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Provinsi Banten Benny Yusuf Nurdin.
Polisi menduga bahwa korban mengakhiri hidup setelah menggali keterangan dari para saksi dan hasil rekaman CCTV.
Namun, pihak keluarga merasa ada kejanggalan di balik tewasnya BNY yang diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 8 gedung sekolah.
Berikut beberapa kejanggalan di balik tewasnya siswa SMP di Makassar yang diduga bunuh diri.
1. CCTV tidak berfungsi
Polisi mengatakan bahwa berdasarkan rekaman CCTV, korban awalnya naik dari lantai 1 menuju lantai 8 menggunakan lift pada pukul 09.30 Wita.
"Berdasaran keterangan saksi juga, yang bersangkutan naik ke atap. Jadi dari lantai 8 ada atap lagi (naik) menggunakan tangga," ujar kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib, dikutip dari Kompas.com.
Setelah itu, para saksi mengatakan bahwa tiba-tiba tubuh korban tergeletak lalu dibawa ke rumah sakit namun ia sudah meninggal dunia.
Terkait meninggalnya korban, Benny menyampaikan bahwa ia sudah mendatangi sekolah putranya di Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (29/5/2023).
Dari kunjungan tersebut, ia menemukan kejanggalan berupa beberapa CCTV di lantai 8 yang tidak berfungsi.
"Kalau saya melihat, di lantai 8 itu tidak ada tempat untuk melompat.
CCTV juga tidak bisa membuktikan bahwa anak saya naik ke atas," katanya, dikutip dari Kompas.com.