TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Sosok Alfian Oktafireza akhir- akhir ini menjadi perbincangan publik, utamanya di tanah kelahirannya, Kabupaten Jepara.
Dia disebut- sebut menjadi sosok inspirasi bagi para pemuda di wilayahnya.
Dia mampu membuktikan diri menjadi sosok yang dicari meskipun di tengah keterbatasan akses.
Kini, dia menjadi seorang programer web dan desain grafis internasional.
Kliennya bahkan dari Singapura hingga Amerika Serikat.
Dari jerih payah usahanya, minimal dia memperoleh pendapatan minimal Rp 10 juta per bulan dari hasil kerja bidang web dan desain grafis.
Baca juga: Libur Natal, Pantai Kartini Jepara Dikunjungi Ribuan Wisatawan
Baca juga: Mengenal Komunitas 2 Tak Jepara: dari Jalanan ke Aksi Sosial, Tepis Stigma Klub Motor Arogan
Berasal dari desa di Kabupaten Jepara dan belajar pemrograman dengan keterbatasan, siapa sangka anak muda bernama Alfian Oktafireza kini menjadi seorang seniman desain grafis yang terbilang sukses.
Kisah hidupnya yang penuh perjuangan, dirasa sanggup untuk menjadi inspirasi banyak orang.
Kegigihan Alfian Oktafireza untuk menjadi orang yang sukses, sudah ditunjukkannya sejak masih belia.
Dia sudah berjuang belajar pemrograman sejak masih duduk di bangku SMP hingga akhirnya berhasil mengerjakan proyek freelance sewaktu SMK.
Melalui dedikasinya di dunia web dan desain grafis, pemuda kelahiran 4 Oktober 2002 itu mendapatkan klien dari luar negeri seperti Singapura, Dubai, bahkan Amerika.
Perjalanan sejak masa di bangku SMP pun sempat diwarnai dengan keterbatasan di lingkungannya.
Pada saat itu, Alfian tertarik pada dunia pemrograman namun memiliki keterbatasan akses teknologi di lingkungannya.
Baca juga: Mutasi Jabatan di Polres Jepara: Wakapolres dan Kapolsek Kedung Diganti
Baca juga: Jepara Diserbu Wisatawan Saat Libur Nataru, Pemkab Minta Pelaku Wisata Jaga Kebersihan & Kenyamanan
Namun, dari situlah Alfian mulai belajar dengan semangat dan menggunakan sumber daya online yang ada untuk memperoleh pengetahuan dasar tentang pemrograman.
Hingga pada akhirnya, setelah lulus dari bangku SMP, Alfian bisa mendapatkan proyek freelance yang dikerjakannya di masa SMK.
Pada saat Alfian naik ke tingkat SMK, dia pun mulai mengerjakan proyek-proyek freelance berdasarkan kemampuan yang dimilikinya sejak masih SMP.
Keahliannya dalam pengembangan web dan desain grafis, terus dipelajari olehnya.
Hingga akhirnya, dia membangun reputasi baik di kalangan klien lokal.
Namun begitu, dia enggan membeberkan perusahaan-perusahaan apa yang menjadi kliennya.
"Cuma, bidangnya kebanyakan web development."
"Soalnya, klien juga ada yang perorangan," ujarnya seperti dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (27/12/2023).
Baca juga: Begini Skema Penyelamatan BPR Jepara Artha, OJK Nyatakan Statusnya Bank Dalam Penyehatan
Baca juga: KPU Jepara Libatkan Disabilitas dalam Simulasi Pemungutan Suara Pemilu 2024
Keahlian dan dedikasi itu, membuatnya menjadi programmer internasional yang terbilang sangat sukses.
Bahkan, pendapatannya pun terbilang cukup besar.
"Income per bulan mencapai Rp 25 juta, tergantung proyek yang diambil."
"Paling tinggi pernah Rp 50 juta," jelasnya.
Alhasil, berkat kualitas dalam pekerjaannya, barulah Alfian bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerja dengan klien dari Amerika, Singapura, dan Dubai.
Kini, setelah lulus sekolah dua tahun yang lalu, dia sedang mengambil kuliah online.
Alfian berucap, kuliah untuk mencari pengalaman sembari mengumpulkan uang.
"Cuman gap year, buat ngambil pengalaman sama menabung," terangnya.
Memiliki klien dari berbagai negara, Alfian juga cukup sering bepergian ke luar negeri. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribunnews.com berjudul Berawal Keterbatasan, Pemuda Asal Jepara dengan Skill Desain Grafisnya Bisa Go Internasional
Baca juga: Detik-detik Perampokan 2 Rumah Elit Wilayah Kendari, Pelaku Masuk Jendela, Gasak TV Hingga Notebook
Baca juga: Kata Ramadhan Sananta Merespon Nasib Persis Solo Musim Ini, Yakin Bisa Lolos dari Degradasi?
Baca juga: Kata Optimis Indra Kahfi Ardhiyasa, Bhayangkara FC Keluar dari Zona Merah di Sisa 11 Pertandingan
Baca juga: Kisah Penangkapan Guru Ngaji Cabul di Purwakarta, Opan Konsumsi Singkong dan Dedaunan Selama 2 Pekan