TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Dua warga Kabupaten Boyolali dilaporkan meninggal dunia dalam kasus deman berdarah dengue (DBD).
Secara rinci, satu orang adalah warga Desa Kalinanas Kecamatan Wonosamudro dan satunya lagi warga Desa Bojong Kecamatan Wonosegoro.
Atas maraknya kasus DBD, Dinkes Kabupaten Boyolali pun telah melakukan berbagai upaya, mulai dari antisipasi maupun pencegahan lanjutan.
Baca juga: Ayah Pengangguran Justru Siksa Anak Tiri Sampai Tewas Saat Ibunya Kerja di Pabrik Tekstil Boyolali
Baca juga: Pria Boyolali Aniaya Anak Tiri Usia 3 Tahun hingga Tewas karena Kesal Korban Tak Mau Tidur Siang
Masyarakat sebaiknya lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.
Masyarakat juga perlu melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN).
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Boyolali cukup tinggi.
Di awal tahun ini saja, tercatat sudah ada 46 kasus dengan 2 orang meninggal dunia.
Data Dinkes Kabupaten Boyolali tercatat ada 154 laporan yang masuk.
Rinciannya, terdapat 84 kasus demam dengue, 46 kasus DBD, 3 kasus demam shock syndrome, dan 12 kasus lainnya.
Kemudian ada satu orang di Desa Kalinanas, Kecamatan Wonosamudro yang meninggal dunia karena DBD pada Januari 2024.
Baca juga: Teganya Ayah Tiri di Boyolali, Bocah 3 Tahun Dipukuli Hingga Tewas
Baca juga: Kuliner Boyolali : Melihat Proses Pembuatan Tiwul Hangat di Pasar Pasekan Boyolali
Kasus meninggal akibat terserang DBD juga terjadi di Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro.
Jadi total ada dua kasus kematian karena DBD di Kabupaten Boyolali.
Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Puji Astuti mengatakan, kasus DBD mulai naik di awal Januari 2024.
Tren kasus DBD mulai naik pada minggu kedua Januari.
Kasus minggu pertama Boyolali tercatat ada sembilan kasus, minggu kedua ada 15 kasus, minggu ketiga 14 kasus, dan minggu keempat ada enam kasus DBD.