Berita Jepara

Elpiji 3 Kg di Jepara Lebihi HET, Tembus Rp 30 RIbu, Hiswana Migas: Dampak Cuaca Ekstem

Penulis: Tito Isna Utama
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Stok gas elpiji 3 kg yang ada di agen elpiji PT Sendang Harto mandiri, Desa Kuwasen, Kecamatan Jepara.

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Ketersediaan elpiji 3 kilogram dikeluhkan warga Jepara dalam beberapa hari terakhir. Selain langka, harganya juga melonjak jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Jepara, harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg untuk Kepulauan Karimunjawa sebesar Rp23 ribu. Sedang HET untuk di daratan Jepara sebesar Rp15.500. 

 Salah seorang warga Desa Bulungan Kecamatan Pakisaji, Jepara, Afida mengatakan saat ini harga elpiji 3 kg di kawasan sekitar tempat tinggalnya berkisar antara Rp 24 ribu - Rp 25 ribu. Itupun stoknya tak selalu ada.

Ia harus berputar dari satu pengecer ke pengecer lainnya untuk mendapatkan elpiji bersubsidi tersebut.

"Kalau di pangkalan harganya rata-rata Rp 20 ribu. Tapi pangkalan susah didapat, begitu kiriman elpiji datang, langsung habis dibeli warga," jelasnya, Minggu (17/3/2024).

Baca juga: Agen Gas Elpiji di Jepara Masih Tunggu Stok Tambahan Jelang Ramadan

Baca juga: Kosongnya Stok Gas Melon 3kg di Gudang Agen Elpiji, Bupati Semarang Minta Jaminan Persediaan

 Salah seorang warga Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo, Jepara, Ahmad mengatakan harga elpiji 3 kg di wilayahnya jauh melebihi HET.

Saat ini, untuk mendapat satu tabung elpiji 3 kg harus ditebus dengan harga Rp 30 ribu - Rp 35 ribu.

"Terpaksa beli karena memang yang di rumah sudah habis. Sudah mahal elpijinya juga susah dicari," sesalnya.  

Terpisah, juru bicara Hiswana Migas Jepara, Purwanto mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji 3 Kg di Kabupaten Jepara disebabkan keterlambatan pengiriman pasokan. Hal itu juga dipicu cuaca ekstrem yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Demikian disampaikan Purwanto kepada

Kelangkaan gas elpiji 3 KG di Kabupaten Jepara diduga disebabkan oleh keterlambatan pengiriman akibat cuaca buruk.

Seharusnya, kata dia kapal pengangkut gas elpiji 3 Kg bersandar di Kota Semarang. Namun karena cuaca buruk akhirnya kapal batal bersandar.

Oleh karena itu, kapal pengakut  gas elpiji 3 kg bersandar di Gresik Jawa Timur.

"Pengambilan dialihkan dari Depot Gresik, Banjir di depotnya Semarang dan sekaligus kapalnya sulit bersandar," kata Purwanto kepada Tribunjateng, Minggu (17/3/2024).

Kondisi itu diperparah dengan banjir yang menggenangi titik-titik strategis  baik di wilayah Kota Semarang, Demak hingga Jepara. 

Halaman
12

Berita Terkini