Fizcher mengungkapkan, meningkatnya risiko geopolitik juga membantu tren naik logam mulia. Ketegangan di Timur Tengah meningkat karena Israel mengancam akan melancarkan serangan terhadap Hezbollah di Lebanon.
“Hal ini, bersama dengan pakta yang baru-baru ini ditandatangani antara Rusia dan Korea Utara, dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven,” bebernya.
Secara keseluruhan, Fischer memprediksi, harga emas menunjukkan potensi kenaikan yang kuat, meskipun ada kemungkinan koreksi dalam jangka pendek, dan tren jangka panjang tetap positif. Hal itu dikarenakan faktor-faktor ekonomi dan geopolitik yang mendukung, memberikan gambaran optimis bagi para investor. (idy/Kontan/Nadya Zahira)
Baca juga: Nailul Khawatir Gelombang PHK Industri Tekstil Meluas ke Sektor Manufaktur
Baca juga: Pertamina Mitigasi Efek Pelemahan Rupiah
Baca juga: Bank Dunia Catat Banyak Perusahaan Kecil di RI Tidak Produktif
Baca juga: Edukasi Kripto Perlu Terus Digencarkan, Nilai Transaksi Kripto Sejak Januari Capai Rp 260,9 Triliun