TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Terdapat sebuah desa yang memiliki nama cukup unik, terletak di Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Desa tersebut bernama Kawengen, dimana dipercaya berasal dari bahasa Jawa yang berarti kemalaman.
Desa Kawengen terletak di kawasan dengan kontur naik turun dan terdapat beberapa lembah serta hutan.
Selain itu, desa tersebut juga berbatasan dengan Kabupaten Demak bagian selatan dan terdapat jalur alternatif Ungaran-Mranggen.
Baca juga: Satlantas Polrestabes Semarang Optimalkan Aplikasi Libas, 4 Pelanggaran Otomatis Tilang
Baca juga: Usia Kepala Daerah Minimal 25 Tahun, Warga Semarang: Nyalon Saja Daripada Nganggur Setelah Kuliah
Menurut Kepala Desa Kawengen, Marjani, penamaan Kawengen dipercaya diberikan oleh seorang tokoh Walisongo penyebar agama Islam di Jawa.
“Jadi ada perjalanan seorang tokoh agama yaitu Sunan Kalijaga, beliau dari Demak Bintoro menuju Ungaran."
"Ketika melintas di sini, hari sudah malam, sehingga beliau menginap di sini,” kata Marjani kepada Tribunjateng.com, Senin (15/7/2024).
Dia menambahkan, Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan ke Ungaran keesokan harinya.
Beberapa hari kemudian, satu di antara tokoh Walisongo tersebut diceritakan melakukan perjalanan kembali dari Ungaran menuju Demak dengan berjalan kaki.
Baca juga: Nasib Pewaris Taisei Marukawa di PSIS Semarang Belum Jelas, Jatah Pemain Asing Masih Tersisa Satu
Baca juga: Kasus Piagam Palsu dalam PPDB 2024, PDBI Minta Pelatih Marching Band SMPN 1 Semarang Diblacklist
Seperti saat berangkat, lanjut Marjani, Sunan Kalijaga kembali melintas di Desa Kawengen, namun hari juga memasuki malam.
“Karena kembali bermalam di sini, beliau menamai dukuh kecil ini Kawengen,” lanjut dia.
Hingga kini, kisah tersebut dipercaya masyarakat hingga menjadi nama administratif di Kabupaten Semarang.
Desa Kawengen ternyata juga memiliki sejumlah jejak peninggalan sejarah.
Beberapa di antaranya masjid kuno, situs arca, patung sapi, dan lingga yoni yang menjadi benda cagar budaya, serta sendang yang hingga kini masih digunakan warga dan mengairi rumah-rumah.
Marjani berharap, desa tersebut bisa semakik maju dan terangkat dengan potensi-potensi yang ada.