TRIBUNJATENG.COM - Cerita Dongeng Bahasa Indonesia Sebelum Tidur untuk Anak Fabel Induk Berang-berang Menuntut Keadilan
Pada zaman dahulu, semua binatang bisa berbicara.
Ketika itu hiduplah seekor Berang-berang di tepi sungai. Ia punya sarang di bawah batang pohon besar yang sudah tumbang.
Suatu waktu lewatlah seekor Kijang di sekitar sana. Ia mencari makanan di dekat rumah Berang-berang.
Sementara di tempat lain, Burung Pelatuk sedang berjaga-jaga di atas sebatang pohon besar.
Ia memantau keadaan hutan dengan saksama. Ketika memandang ke arah sungai, ia terperanjat.
Ia melihat di sana Ikan Baung banyak hilir mudik membawa senjata.
Karena takut terjadi kerusuhan, Burung Pelatuk pun menabuh genderang perang.
Mendengar genderang perang ditabuh, Kijang terkejut dan menginjak Anak Berang-berang secara tak sengaja.
Anak Berang-berang pun mati. Karena tak terima dengan perlakuan Kijang, Induk Berang-berang pun menuntut keadilan.
Berang pun menuntut keadilan. "Bukan aku yang salah," kata Kijang, "Itu gara-gara Burung Pelatuk menabuh genderang perang."
Karena tetap tak bisa menerima alasan Kijang, Induk Berang-Berang akhirnya pergi menghadap Raja Hutan.
Ia pun menjelaskan segala duduk perkara yang telah terjadi di rumahnya.
"Wahai Tuanku," adu Induk Berang-Berang, "Saya datang ke sini untuk melaporkan perbuatan Si Kijang terhadap anak saya. Ia telah menginjak anak saya hingga mati. Saya tidak rela, Tuanku. Saya ingin keadilan ditegakkan."
Karena Singa adalah raja yang bijak, ia pun memanggil Kijang dan bertanya, "Hai Kijang, kenapa kamu injak-injak anak si Berang-Berang ini? Sampai-sampai anak itu mati karena kamu."