Atau sebaliknya, penentu kebijakan salah menerima respon masyarakat. Di sinilah pentingnya komunikasi atau silaturahim,” papar KH Chriswanto.
Ia pun mendorong para pengurus LDII di berbagai level meningkatkan komunikasi dengan pemangku kepentingan. Komunikasi tidak harus formal dan mahal, “Bisa dengan diplomasi kopi, ngopi bisa membuat suasana menjadi cair,” paparnya.
Diplomasi kopi pun dicontohkan KH Chriswanto dengan menggelar “Angkringan NKRI” sebelum Rakornas berlangsung. Dalam kesempatan itu, ia menjadi barista membuatkan kopi untuk 37 ketua DPW LDII tingkat provinsi.
Dari ngopi tersebut, beragam persoalan dipecahkan bersama dengan santai. (*)
Baca juga: LDII Solo Usul Program Budi Pekerti Masuk Dalam Visi Misi Calon Kepala Daerah
Baca juga: Video Pilkada Jateng, LDII Undang Dua Calon Gubernur di Rampimwil
Baca juga: Pemprov Jateng Gandeng LDII, Kolaborasi Cegah Stunting hingga Ketahanan Pangan
Baca juga: MPR RI dan DPP LDII Teken MoU Sekolah Virtual Kebangsaan, Tenaga Pengajar LDII Jadi Target Awal