Pesawat SAM Air jenis PK-SMH (DHC6) ditumpangi Mey jatuh sekira 300 meter dari landasan pacu Bandara Panua Pohuwato.
Dia meninggalkan suami dan tiga anak.
Kabar duka itu menyisakan pilu bagi keluarga, terutama ibunda Sri Meyke Male, Sofyan.
Pasalnya, baru saja kembali dari mengantar putrinya itu di Bandara Djalaluddin Gorontalo, namun beberapa saat kemudian dia mendengar kabar pesawat jatuh.
Diketahui, jarak rumah Sofyan dengan Bandara Jalaludin Gorontalo ditempuh lebih dari satu jam perjalanan darat.
Sementara Bandara Bandara Jalaluddin ke Bandara Panua Pohuwato hanya membutuhkan waktu 30 menit, sehingga sang ibu belum tiba di rumah saat insiden itu terjadi.
“Belum sempat sampai di rumah, langsung balik setelah dengar kabar."
"Sekarang ibunya masih menunggu jenazah di Pohuwato,” ujar Anton Kadir, paman korban seperti dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (20/10/2024).
Jatuh di Tambak Warga
Pesawat jatuh di daerah tambak atau empang yang jaraknya sekira 300 meter sisi selatan runway Bandara Panua Pohuwato.
Bandara Panua Pohuwato berjarak sekira 31 kilometer atau 51 menit perjalanan darat dari Marisa, Ibu Kota Kabupaten Pohuwato.
Sedangkan ke Kota Gorontalo, ibu Kota Provinsi Gorontalo sekira 191 kilometer atau jarak tempuh sekira 5 jam perjalanan darat.
Pesawat tersebut sedang melayani rute dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato.
Pesawat dipiloti oleh Capt M Saefurubi A dengan First Officer M. Arthur V G serta seorang teknisi bernama Budijanto.
Selain awak pesawat, ada satu penumpang yaitu Sri Meyke Male.