Lalu lalang dump truk muatan pasir yang sudah beroperasi selama 4 tahun di sekitar desa, membuat akses jalan utama penghubung antar kecamatan sejauh 2 kilometer mengalami rusak parah.
Beberapa waktu lalu, warga sempat melakukan audiensi dengan para pemilik usaha stockpile, agar bersedia melakukan perbaikan jalan.
Namun, pengusaha tersebut dinilai mengingkari kesepakatan yang telah dibuat.
Proses perbaikan jalan tak menggunakan spesifikasi aspal sesuai kesepakatan awal.
Warga yang terlanjur naik pitam, langsung melakukan aksi turun ke jalan.
Membawa peralatan bangunan, warga iuran swadaya menambal jalan yang rusak menggunakan cor seadanya.
Koordinator aksi, Alex Susanto mengatakan aktivitas pengusaha stockpile telah meresahkan dan membuat warga merasakan dampak negatif.
Bahkan warga juga terjangkit penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akibat polusi debu oleh dump truk yang melintas tak kenal waktu.
"Beberapa warga kami, ada yang jualan di warung tidak laku karena banyak debunya."
"Padahal sebelumnya ya normal-normal saja."
"Ada juga anak sekolah yang terjatuh saat naik motor karena jalannya rusak," katanya, Minggu (13/4/2025).
Alex pun mendesak Pemkab Kendal agar menutup permanen usaha stockpile pasir tersebut.
"Intinya kami mau stockpile pasir itu ditutup."
"Itu sudah harga mati."
"Sudah banyak warga yang rugi adanya aktivitas itu," tegasnya.