TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Senin pagi hari ini, puluhan warga Dukuh Toplek dan Dukuh Pendem, Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo, sudah memenuhi depan kantor Setda Jepara, untuk menyuarakan aktivitas tambang Cv Senggol Mekar GS MD yang membuat warga resah.
Sekiranya pukul 09.30 WIB, warga pun sudah berkumpul tepat di depan kantor Setda Jepara, Senin (28/4/2025).
Para warga tersebut rela berangkat cukup pagi untuk bisa mengikuti audiensi bersama Pemkab Jepara.
Terlihat sekiranya puluhan warga pun turut hadir dalam audiensi ini.
"Kami tadi berangkat dari rumah sekiranya jam 08.00an WIB, kalau yang berangkat ini sekiranya 50an orang," kata Ketua RW 03 Dukuh Toplek, Ali Imron kepada Tribunjateng, Senin (28/4/2025).
Tepat pukul 10.00 WIB, beberapa warga diminta untuk masuk mengikuti audiensi yang dihadiri berbagai elemen mulai dari unsur pemerintahan hingga kepolisian.
Nampak unsur pemerintah dihadiri, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Muria, Dwi Suriyono beserta jajarannya, Kepala DLH Jepara, Aris Setyawan, dan Kasatreskrim Polres Jepara, AKP M Faizal Wildan Umar Rela di Ruangan Sosrokartono Setda Jepara.
Di dalam ruangan audiensi berjalan cukup aman dan kondusif.
Seusai mengikuti audiensi, perwakilan warga yang ikut pun merasa cukup kecewa dengan hasil audiensi ini.
Warga Dukuh Toplek dan Dukuh Pendem, Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo yang pada awalnya menolak keras adanya penambangan namun diminta untuk bisa menerima resiko maupun dampak atas penambangan.
"Sebenarnya keingin warga menolak tambang karena berpotensi besar adanya dampak lingkungan yang disebab oleh tambang.Tapi karena tadi hasilnya warga agak kecewa kami harus menerima konsekuensinya mengenai dampak seolah - olah kami tidak ada kejelasan masalah kedepannya," ungkapnya.
Penolakaan penambangan yang dilakukan oleh puluhan warga tersebut berdasarkan dari dampak lingkungan yang telah terjadi di tetangga dukuh, telah mengalami pendangkalan aliran sungai.
"Tujuan kami adalah menolak tambang, warga ketakutannya seperti dukuh di sebelah yang sudah terjadi dampak penambangan, sungai dangkal," ujarnya.
Ali menjelaskan jika tetap dilakukan penambangan ancaman pada sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan Dukuh Toplek dan Pendem akan hilang.
"Warga antusias menolak tambang itu karena ingin mempertahankan sumber mata air, sumber air satu satunya di dukuh toplek dan pendem, ketika musim kemarau bisa menolong dukuh yang lain," tuturnya.