Saya selalu berdoa program JKN jangan sampai putus kontrak," katanya.
Motivasinya sederhananya ia ingin punya pekerjaan yang bisa membantu orang lain.
"Awalnya saya perangkat desa sejak 2012.
Mental saya terlatih dari situ.
Sekarang saya merasa bangga bisa jadi bagian dari JKN," katanya.
Tak Sekadar Tagih, Tapi Menjaga Akses Kesehatan
Dalam kesehariannya, Evi juga menerima banyak pertanyaan.
Mulai dari cara reaktivasi kartu BPJS, cek tagihan, hingga keluhan warga yang baru tahu kartunya nonaktif ketika sedang sakit.
"Mereka biasanya bingung saat kontrol ke puskesmas.
Akhirnya tanya ke Pak Kades atau langsung ke saya.
Saya bantu jelaskan sejelas-jelasnya," ungkapnya.
Baginya, kader JKN bukan hanya pengingat tagihan.
Tapi juga jembatan informasi dan penggerak empati.
"Saya ingin terus belajar, semoga bisa tambah ilmu dan jadi kader yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto, Niken Sawitri mengatakan Kader JKN adalah perpanjangan tangan dari BPJS Kesehata.
Ia kader BPJS bertugas memberikan edukasi, sosialisasi, serta membantu masyarakat dalam mengakses layanan JKN.
"Mereka bukan pegawai tetap BPJS Kesehatan, melainkan mitra yang direkrut mendukung pelaksanaan program JKN-KIS (Kartu Indonesia Sehat) terutama di tingkat komunitas, desa, atau kelurahan," terangnya.
Evi adalah salah satu dari 42 kader JKN yang tersebar di tiga kabupaten: Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap.
Menurutnya Evi adalah wajah dari perjuangan diam-diam agar ribuan warga tetap terjamin kesehatannya lewat program JKN.(jti)