Heru (47), warga sekitar, yang sudah berada di wilayah Mranggen, Demak mengaku sudah lama tinggal di dekat kawasan pembuangan tersebut dan setiap hari harus menghadapi bau menyengat.
"Itu sudah lama, sudah lebih dari lima tahun, mungkin puluhan tahun. Setiap hari saya menghirup bau ini," ujarnya.
Heru menyebut warga hanya bisa menggunakan masker dan menyapu halaman setiap hari untuk mengurangi dampak debu dan bau.
"Setiap hari pakai masker, nyapu terus," tuturnya dengan nada pasrah.
Heru juga menyebutkan bahwa pembakaran sampah dilakukan tidak menentu.
"Pembakaran itu waktunya nggak mesti," imbuhnya.
Sampah di balik Megahnya Brown Canyon
Di balik megahnya Brown Canyon, area yang dikenal sebagai destinasi wisata rupanya menyimpan gunungan sampah.
Lokasi tersebut kini menjadi sorotan lantaran aktivitas penampungan sampah ilegal.
Pantauan Tribun Jateng di perbatasan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Semarang dan Kebunbatur, Mranggen, Demak tersebut, kendaraan pengangkut sampah tampak hilir mudik memasuki area pembuangan, Selasa (5/8/2025).
Motor roda tiga hingga mobil bak terbuka bergantian menurunkan muatan sampah rumah tangga di lahan terbuka tersebut.
Di antara deretan kendaraan yang datang siang itu, sebuah mobil bak berwarna putih dengan pelat merah tampak melakukan aktivitas serupa.
Dua orang buruh ikut membuka bak belakang setelah sopir berhasil memutarkan mobil untuk membelakangi sampah yang menggunung di lokasi.
Sampah-sampah tersebut diturunkan menggunakan cangkul dengan durasi hampir setengah jam.
Suhatemi, seorang pencari barang rongsok di lokasi tersebut mengungkapkan, selama satu tahun mencari barang bekas di lokasi tersebut, dirinya melihat aktivitas pembuangan sampah terjadi setiap hari.
Banyaknya lalu lalang pengangkut sampah yang berbarengan dengan truk bermuatan batu kapur yang melintas dari penggalian, membuatnya kesulitan menghitung secara pasti jumlah mobil bak sampah.