“Tiga pekan lalu, Pak Candra, Wakil Bupati Pati, datang ke sini. Beliau berdoa bersama stafnya. Saya sendiri yang menemui," terangnya.
Saat bulan Ruwah tiba, khususnya pada hari Ahad Pon, ribuan peziarah memadati kawasan petilasan.
Turmanto masih ingat betul ketika seorang anak kecil terjatuh di area tersebut karena talud pengaman belum sepenuhnya terpasang.
“Waktu itu belum ada pembatas, anak kecil jatuh karena terlalu ramai. Sejak itu kami berharap ada bantuan buat talud di sini,” ujarnya, matanya menerawang ke arah tanah berundak.
Baca juga: Ribuan Orang Padati Petilasan Sunan Kalijaga di Klaten saat Malam 1 Suro
Syukurnya, Pemkot Semarang telah membantu pemasangan penerangan.
Meski baru sebagian yang terpasang, ia bersyukur sedikit demi sedikit akses dan keamanan di petilasan semakin membaik.
Di tengah sejarah dan kesakralan tempat ini, Turmanto adalah penjaga waktu, yang tak hanya menyapu halaman atau merapikan bunga tabur namun juga menjaga ruh sebuah warisan, menyambut siapa pun yang datang dengan tenang, dan memastikan bahwa kisah Pragolapati tak hilang ditelan zaman. (*)